Kurs Dolar Hari Ini: AS Keluarkan Cadangan Minyak Mentah, Rupiah Dibuka Menguat
Pasar Modal

Kurs Dolar Hari Ini: AS Keluarkan Cadangan Minyak Mentah, Rupiah Dibuka Menguat

  • Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) mengalami peningkatan pada perdagangan pasar uang Kamis, 31 Maret 2022, berdasarkan datab Bloomberg dengan nilai Rp14.343 per dolar AS (Amerika Serikat) setara dengan meningkat 0,18% pada pukul 08:45 WIB.

Pasar Modal

Merina

Merina

Author

JAKARTA- Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) mengalami peningkatan pada perdagangan pasar uang Kamis, 31 Maret 2022, berdasarkan datab Bloomberg dengan nilai Rp14.343 per dolar AS (Amerika Serikat) setara dengan meningkat 0,18% pada pukul 08:45 WIB.

Penguatan kurs rupiah ini, sejalan dengan riset dari Analis Keuangan Ariston Tjendra yang memprediksi Rupiah akan mengalami penguatan di rentang harga Rp14.320, namun memiliki potensi pelemahan ke kisaran Rp14.360 per dolar AS.

Penguatan nilai rupiah ini disokong oleh penurunan harga minyak mentah dunia, yang disebabkan oleh komitmen AS guna mengeluarkan cadangan strategis minyak mentah miliknya sebanyak 1 juta barel per hari dalam beberapa bulan kedepan sehingga hal ini menekan harga minyak mentah dunia dan berdampak pada penguatan aset beresiko seperti rupiah.

Di sisi lain, Ariston menambahkan pergerakan rupiah hari ini masih memiliki sentimen negatif dari skeptisme para pelaku pasar terhadap perundingan yang dilakukan Rusia dan Ukraina, yang mana Rusia tidak mengendurkan serangan ke Ukarina, sehingga mendorong para pelaku pasar untuk keluar dari aset beresiko.

Kemudian potensi inflasi akibat konflik kedua negara tersebut juga turut menekan potensi pertumbuhan ekonomi secara global. Serta kebijakan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini masih menjadi salah satu pemberat kenaikan kurs rupiah.

"Pagi ini data survei manufaktur Tiongkok untuk bulan Maret baru saja dirilis sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi global, data ekonomi Tiongkok juga diperhatikan pelaku pasar keuangan," Tambah Ariston.

Hasil menunjukan aktivitas manufaktur yang berkontraksi karena lockdown COVID19 dan ini bisa memberikan tekanan tambahan ke aset berisiko termasuk rupiah.