Kurs Dolar Hari Ini : Diiringi Sentimen Negatif, Rupiah Berpotensi Bergerak Mundur
- Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) diprediksi kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS (Amerika Serikat) pada perdagangan Senin, 28 Maret 2022 ke kisaran Rp14.360 - Rp14.380, sementara potensi penguatan ke arah Rp14.330.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) diprediksi kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS (Amerika Serikat) pada perdagangan Senin, 28 Maret 2022 ke kisaran Rp14.360 - Rp14.380 per dolar AS, sementara potensi penguatan ke arah Rp14.330per dolar AS.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, penekanan nilai rupiah hari ini akan diiringi dengan beberapa sentimen negatif, seperti konflik Rusia dan Ukraina dan kenaikan suku bunga acuan AS.
"Perang masih berlangsung di Ukraina. Belum ada perkembangan menuju kesepakatan damai. Perang telah memicu risiko inflasi dengan naiknya harga-harga komoditi dimana inflasi bisa menekan pertumbuhan ekonomi global," kata Ariston pada TrenAsia.com, Senin 28 Maret 2022.
- Dari Investasi Kripto, Pria Berusia 23 Tahun Bisa Membeli Apartemen Senilai Rp4,5 Miliar
- Ternyata Ada Empat Kerajaan King Kobra di Dunia
- Viral di Twitter, Transaksi Kripto Senilai Puluhan Miliar Diduga Milik Indra Kenz
Sementara itu dari sisi kenaikan suku bunga AS, pasar masih mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga tersebut yang berpotensi lebih agresif tahun ini. Kemudian tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS telah meningkat selama tiga minggu kebelakang, yang mana tingkat imbal obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menembus kisaran 2,5% pada perdagangan akhir pekan lalu.
"Level yang belum pernah disentuh sejak 6 Mei 2019. Kenaikan tingkat imbal hasil tersebut mengindikasikan pasar berekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS akan lebih agresif tahun ini," tambah Ariston.
Kemudian, data tenaga kerja AS akan dirilis pada pekan ini, hal tersebut turut berpotensi menguatkan suku bunga acuan AS tahun ini, tingkat inflasi yang tinggi serta data kerja yang positif aja menjadi pertimbangan bank sentral AS dalam menaikan sukiu bunga acuannya.
Sementara dari dalam negeri, penguatan nilai rupiah masih memiliki katalis positif dari pelonggaran aktivitas ekonomi serta surplus perdagangan yang dapat mendorong nilai rupiah.