Kurs Dolar Hari Ini: Jelang Perilisan Data Inflasi AS, Rupiah Dibuka Menguat di Rp14.982 per USD
- Setelah pada perdagangan di hari sebelumnya nilai kurs ditutup di level Rp14.995 perdolar AS, hari ini rupiah dibuka dengan penguatan sebanyak 13 poin.
Pasar Modal
JAKARTA - Menjelang perilisan data inflasi Amerika Serikat (AS) yang jatuh pada hari ini, Rabu, 13 Juli 2022, kurs Rupiah dibuka menguat di level Rp14.982 perdolar AS menurut pantauan perdagangan via Bloomberg.
Setelah pada perdagangan di hari sebelumnya nilai kurs Rupiah ditutup di level Rp14.995 perdolar AS, hari ini rupiah dibuka dengan penguatan sebanyak 13 poin.
Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures (MIFX) Ariston Tjendra mengatakan, kemungkinan nilai tukar rupiah masih akan mengalami pelemahan terhadap dolar AS karena ekspetasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan yang agresif. Adapun potensi pelemahan rupiah berkisar di angka Rp14.950-Rp15.020 perdolar AS.
- Hadapi Gugatan Karena Batal Akuisisi Twitter, Elon Musk Malah Sibuk Nge-Meme
- Terendah dalam 20 Tahun, Euro Anjlok Sampai Nyaris Setara Dolar AS
- NASA Pamerkan Citra Berwarna Paling Mendalam Pertama dari Alam Semesta
"Indeks dolar AS terlihat masih kuat, masih dalam tren naik. Ekspetasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif menjaga daya tarik aset dolar AS, ditambah dengan kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan resesi yang mendorong pasar masuk ke aset aman dolar AS," ujar Ariston kepada TrenAsia, Rabu, 13 Juli 2022.
Ariston menambahkan, malam ini AS akan merilis data inflasi konsumen bulan Juni yang diprediksi akan mengemukakan persentase di atas level sebelumnya sehingga menjaga ekspetasi terhadap kenaikan suku bunga acuan yang agresif dari bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Meski demikian, Ariston juga melihat sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat sedikit membaik, dan salah satu faktor pendukungnya adalah turunnya harga minyak tanah ke bawah harga US$100 perbarel.
"Turunnya harga minyak mentah bisa membantu mengurangi tekanan inflasi yang menjadi momok pertumbuhan ekonomi. Rupiah mungkin bisa mendapatkan dukungan dari penurunan harga minyak mentah tersebut," ungkap Ariston.