<p>Karyawati salah satu bank menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar di Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Kurs Dolar Hari Ini: Kinerja Keuangan Perusahaan Teknologi Raksasa yang Melorot Bikin Rupiah Melemah ke Rp14.200

  • Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak melemah ke Rp14.200 dengan potensi support di kisaran Rp14.150 per dolar AS.
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - Kinerja keuangan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) yang berada di bawah ekspektasi pasar berimplikasi terhadap pasar keuangan di dalam negeri. Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak melemah ke Rp14.200 dengan potensi support di kisaran Rp14.150 per dolar AS.

“Ini mungkin dipicu oleh laporan penghasilan perusahaan teknologi besar AS seperti Apple dan Amazon yang di bawah ekspektasi pasar. Penurunan pendapatan perusahaan di atas disebabkan oleh gangguan suplai material bahan baku yang masih terjadi akibat pandemi,” kata analis pasar uang Ariston Tjendra kepada TrenAsia.com, Jumat, 29 Oktober 2021.

Apple merilis Earning per Share (EPS) atau laba per saham pada kuartal III-2021 ini menyentuh US$1,24 per lembar dan total pendapatan sebesar US$83,36 miliar. Ariston menilai capaian kinerja keuangan raksasa teknologi ini masih belum prima lantaran adanya hambatan suplai energi.

Tidak hanya itu, lonjakan inflasi akibat suplai energi juga menambah kekhawatiran pelaku pasar untuk masuk ke aset berisiko. Ambil contoh Spanyol yang melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Spanyol pada Oktober 2021 ini menembus 5,5% atau tertinggi dalam 29 tahun terakhir.

“Pasar juga masih mengkhawatirkan soal kenaikan harga dan hambatan suplai energi yang bisa mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Selain itu pasar juga menantikan keputusan kebijakan moneter AS terkait tapering minggu depan,” papar Ariston.

Perlambatan ekonomi global ini telah diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter. BI memprediksi ekonomi global melambat, sebagaimana tampak dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 5,8% year on year (yoy) menjadi 5,7% yoy. 

Dari sisi moneter, BI mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dengan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) tetap pada level 3,50%. Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan karena ketidakpastian pasar keuangan global.

Penguatan strategi operasi moneter juga terus dilakukan untuk memperkuat efektivitas stance  kebijakan moneter akomodatif. BI juga melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan BI dan Pemerintah untuk pendanaan APBN senilai Rp142,74 triliun per 19 Oktober 2021.