<p>Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Kurs Dolar Hari Ini: Krisis Utang Modern Land Tiongkok Tekan Rupiah ke Level Rp14.180

  • Krisis utang perusahaan properti asal Tiongkok China Modern Land berimplikasi terhadap nilai tukar rupiah.

Pasar Modal

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - Krisis utang perusahaan properti asal Tiongkok China Modern Land berimplikasi terhadap penurunan minat pelaku pasar terhadap aset berisiko. Hal ini kemudian membawa potensi pelemahan ke level Rp14.180 dengan support di kisaran Rp14.120 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan pelaku pasar kemungkinan masih wait and see terhadap adanya potensi gagal bayar perusahaan properti tersebut. Dirinya pun bilang stimulus pemerintah Tiongkok terhadap Modern Land menjadi celah untuk kembali menggairahkan aset berisiko di Asia, termasuk di Indonesia.

“Tekanan terhadap aset berisiko masih karena kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan masalah utang perusahaan properti China. Satu lagi perusahaan properti Modern land, tidak bisa membayar utangnya,” papar Ariston kepada TrenAsia.com, Rabu, 27 Oktober 2021.

Melansir Reuters, Modern Land diketahui belum membayar pokok dan bunga atas senior notes 12,85% yang jatuh tempo pada Senin, 25 Oktober 2021 lantaran ada masalah likuiditas. Otoritas setempat pun masih menjajaki pertemuan terkait upaya penyelamatan utang salah satu raksasa properti di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Modern Land menyusul raksasa properti lain, Evergrande yang dikabarkan default dan memiliki masalah likuiditas. Belum lagi ada potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, Ariston bilang rupiah besar kemungkinan alami pelemahan pada hari ini.

“Sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat menurun pagi ini. Indeks saham Asia terlihat melemah. Ini bisa memicu pelemahan nilai tukar rupiah hari ini terhadap dollar AS,” jelas Ariston.

Bank Indonesia (BI) juga telah mewaspadai adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global memasuki semester II-2021. Hal ini ditandai dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,8% menjadi 5,7% year on year (yoy) pada tahun ini.