Kurs Dolar Hari Ini: Nilai Rupiah Dibuka Melemah di Level Rp14.992 per USD
- Pada perdagangan sebelumnya di hari Senin, 18 Juli 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp14.981 per USD.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah dibuka melemah 11,5 poin di level Rp14.992,5 perdolar Amerika Serikat (AS) menurut pantauan perdagangan via Bloomberg, Selasa, 19 Juli 2022.
Pada perdagangan sebelumnya di hari Senin, 18 Juli 2022, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp14.981 per USD.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah kemungkinan ditutup melemah di rentang Rp14.960-Rp15.010.
Menurut Ibrahim, walaupun ekspetasi investor terhadap tingkat kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) mengalami penurunan dari 100 basis poin ke 75 basis poin, inflasi AS dan potensi resesi masih menjadi sentimen yang memengaruhi perekonomian global.
Kebijakan moneter The Fed pada gilirannya dapat berdampak kepada pelemahan mata uang rupiah karena potensi arus modal keluar dari Indonesia.
"Kebijakan ini akan melemahkan mata uang rupiah saat terjadinya impor karena saat ini 60% bahan baku industri kita berasal dari impor," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Selasa, 19 Juli 2022.
Bank sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang rencananya akan berlangsung pada akhir pekan ini.
- 7 Daftar Film yang Bakal Tayang di Bioskop Indonesia Akhir Juli Nanti
- Panin Sekuritas PANS Bagi Dividen Rp108 Miliar, Berikut Jadwalnya
- Terbitkan Aturan Baru, OJK: Modal Awal Fintech Lending Minimal Rp25 Miliar
Sementara itu, ada 15 negara yang disebut-sebut berpotensi mengalami resesi ekonomi, dan Indonesia berada pada urutan ke-14.
Meski demikian, Ibrahim menilai bahwa kemungkinan resesi Indonesia masih sangat kecil karena keberhasilan negara dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi pascapandemi dengan berbagai instrumen kebijakan yang relatif aman.
"Walaupun harga minyak dunia meningkat, namun pemerintah masih belum menaikkan harga BBM bersubsidi, begitu juga dengan pangan. Walaupun Indonesia merupakan pengimpor gandum, namun dampaknya tidak secara langsung terasa pada harga-harga komoditas yang menggunakan bahan baku gandum seperti mie instan dan roti," kata Ibrahim.
Per Juni 2022, inflasi Indonesia menyentuh level 4,35% year-on-year (yoy) dan merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhi. Akan tetapi, Ibrahim mengatakan bahwa kenaikan inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh ketersediaan pangan dalam negeri, terutama cabai, telur, dan bawang merah.