Kurs Dolar Hari Ini: Rupiah Dibuka Menguat Rp14.805 per USD
- Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) dibuka melemah pada perdagangan via Bloomberg, Senin, 27 Juni 2022 pukul 08.29 WIB terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di harga Rp14.847 per dolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA – Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) dibuka menguat pada perdagangan via Bloomberg, Senin, 27 Juni 2022 pukul 09.07 WIB terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di harga Rp14.805 per dolar AS. Rupiah pagi ini menguat hingga 42 poin setara 0,28%.
Menurut analisa dari Analis Keuangan Ariston Tjendra, nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat karena positifnya sentimen pasar terhadap aset berisiko. Adapun potensi penguatan rupiah di kisaran Rp14.800, dengan potensi resisten di kisaran Rp14.860.
"Diketahui indeks saham Asia terlihat positif, mengikuti pergerakan positif indeks saham Eropa dan Amerika Serikat di akhir pekan kemarin," kata Ariston pada TrenAsia.com, Senin, 27 Juni 2022.
- IHSG Berpotensi Tembus Level 7.100 di Awal Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
- IHSG Berpeluang Menghijau di Awal Pekan, Cek 5 Menu Saham Hari Ini
- Kualitas Udara Jakarta Makin Buruk, Pemerintah Didesak Ambil Langkah Serius
- Investasi Bitcoin Rp6,3 Trilun Gagal, El Salvador Tetap Wajib Bayar Utang Rp14,8 Triliun
Ditambahkan, pasar juga melihat kebijakan bank sentral dunia yang menaikkan suku bunga acuan dapat mengendalikan inflasi dengan menurunnya harga-harga komoditi. Sehingga, kekhawatiran pasar terhadap inflasi mereda.
Di sisi lain, The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya dapat memicu penguatan dolar Amerika Serikat terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah. Sementara itu, pada bulan Juli mendatang, The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps, menjadi 2,25-2,50 persen.
Kemudian, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga hingga 3 persen hingga akhir tahun. Hal ini dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat untuk menurunkan angka inflasi AS.
Sementara itu, di Indonesia tekanan inflasi yang bergerak naik dapat menjadi penekan bagi rupiah dan mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi.