Kurs Dolar Hari Ini: Rupiah Terus Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
- Kurs rupiah diprediksi masih akan mengalami tekanan di rentang Rp14.360-Rp14.380 per dolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Kurs rupiah diprediksi masih akan mengalami tekanan di rentang Rp14.360-Rp14.380 per dolar Amerika Serikat (AS), pada Rabu, 19 Januari 2022.
Analis keuangan Ariston Tjendra berpendapat, pelemahan nilai rupiah masih disebabkan oleh kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat.
"Antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS telah mendorong yield obligasi pemerintah AS terus naik," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Rabu, 19 Januari 2022.
- Loyo Akhir 2021, Produksi Astra Agro Lestari Diprediksi Naik Tahun Ini
- Bukit Asam (PTBA) Mulai Pembangunan Gasifikasi Pertama di Indonesia Senilai Rp30 Triliun
- Jasa Marga Gandeng Omega Hotel Bangun Fasilitas Inap di Rest Area Tol Trans Jawa
Adapun yield tenor 10 sudah meyentuh 1,88% yang merupakan level tertinggi selama dua tahun. Selain itu, penurunan indeks AS terjadi pada perdagangan kemarin akibat kenaikan yied government bond dan rilis kinerja Goldman Sachs yang mengecewakan. Hal ini juga berpengaruh terhadap aset negatif, termasuk penekanan terhadap nilai rupiah.
Selanjutnya, kenaikan harga minyak di kisaran US$86 per barel, dapat memberikan penurunan nilai rupiah karena bisa menurunkan surplus neraca perdagangan Indonesia yang merupakan net importir minyak.