Kurs Dolar Hari Ini: Sinyal Tapering Off Semakin Nyata, Rupiah Diramal Terperosok
- Kurs rupiah berpotensi melemah ke level Rp14.160 dengan support di kisaran Rp14.100.
Pasar Modal
JAKARTA - Rencana tapering off semakin menguat usai Gubernur The Fed Jerome menyatakan pengetatan moneter bakal dilakukan bank sentral tersebut pada tahun ini. Langkah awal dari tapering off tersebut diperkitakan merupakan pengurangan stimulus pembelian obligasi Amerika Serikat (AS) atau US treasury bond.
“Nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang melemah dengan pernyataan Jerome Powell di Jumat Malam pada acara konferensi online bahwa The Fed masih dalam jalur pengurangan stimulus. Rencana tapering ini bisa mendorong penguatan dollar AS dan menekan nilai tukar lainnya,” ucap Analis Pasar Uang Ariston Tjendra kepada TrenAsia.com, Senin, 25 Oktober 2021.
Selain itu, meningkatnya kewaspadaan global terhadap virus COVID-19 diprediksi semakin menekan pergerakan rupiah. Ariston menyebut rupiah berpotensi melemah ke level Rp14.160 dengan support di kisaran Rp14.100.
“Selain itu kekhawatiran pasar terhadap hiperinflasi di dunia yang dipicu kenaikan Harga energi dan kasus covid global yang masih tinggi, yang bisa menahan laju pertumbuhan ekonomi juga bisa menjadi pendorong pelemahan nilai tukar rupiah dan aset berisiko lainnya,” jelas Ariston.
- PNM Venture Capital Rombak Jajaran Direksi, Simak Susunan Terbarunya
- Sudah Tamat, Hometown ChaChaCha Masih Terpopuler di Korea
- Dikuasai Konglomerat Chairul Tanjung, Laba Bersih Allo Bank (BBHI) Terbang Tembus Rp87,73 Miliar
Penyebaran kasus COVID-19 varian baru delta plus AY 4.2 kini sedang meningkat di Inggris. Varian AY.4.2 disebut sebagai varian Delta Plus yang telah diidentifikasi pada sekitar 6% kasus di Inggris.
Virus COVID-19 tampaknya terus bermutasi dan semakin berubah karena telah menyebar ke seluruh dunia dalam 2 tahun terakhir. Namun, varian baru virus COVID-19 yang paling mengkhawatirkan adalah cabang dari varian Delta yang disebut AY.4.2.
Saat ini varian tersebut diketahui telah menyebar di Inggris, dan telah dikonfirmasi kehadirannya di Amerika Serikat. Menurut data resmi terbaru yang dilansir dari laman Healthline, varian AY.4.2 juga disebut dengan varian Delta Plus telah diidentifikasi sebesar 6% kasus di Inggris.
Ketidakpastian ekonomi yang membayangi dunia bahkan membawa Bank Indonesia (BI) melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Bank sentral Indonesia itu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 5,8% year on year (yoy) menjadi 5,7% yoy pada tahun ini.