Kurs Dolar Hari Ini: Yield Obligasi AS Tembus 1,55 Persen, Rupiah Diramal Tertekan ke Rp14.300
- Pergerakan yield atau imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang terus menguat diprediksi akan menekan nilai tukar rupiah. Hal ini membuat kurs rupiah berpotensi bergerak ke level Rp14.300-Rp14.320 dengan support di Rp14.250 per dolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Pergerakan yield atau imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang terus menguat diprediksi akan menekan nilai tukar rupiah. Hal ini membuat kurs rupiah berpotensi bergerak ke level Rp14.300-Rp14.320 dengan support di Rp14.250 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, yield obligasi AS tenor 10 tahun kini parkir di angka 1,55% atau tertinggi sejak 17 Juni 2021. Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut kenaikan yield ini menarik pelaku pasar dari emerging market kembali ke AS.
“Kenaikan yield ini sebagai antisipasi pelaku pasar terhadap peluang tapering yang akan dilakukan di akhir tahun ini dan kemungkinan percepatan jadwal kenaikan suku bunga acuan AS. Ini mendorong penguatan dolar AS,” papar Ariston kepada TrenAsia.com, Rabu, 29 September 2021.
- BRI Agro Resmi Garap Bank Digital dan Ganti Nama Jadi Bank Raya, Tinggalkan Petani?
- Gokil! Jualan Emas dan Nikel Meroket, Antam Berbalik Laba Rp1,16 Triliun
- Proyek Fase 2A MRT Jakarta Dibangun Sepanjang 5,8 Km
Tidak hanya itu, kenaikan yield obligasi AS ini juga diramal bakal menekan instrumen berisiko di Indonesia, terutama pasar modal.
“Penurunan indeks saham Asia pagi ini mengekor penurunan dalam indeks saham AS semalam juga menambah tekanan ke nilai tukar emerging termasuk rupiah. Pelaku pasar terlihat berupaya keluar dari aset berisiko,” ujar Ariston.
Serupa, PT MNC Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terkoreksi dengan level support 5.996-5.982 dan resistance 6.170-6.263 pada perdagangan hari ini.
IHSG kembali ditutup terkoreksi sebesar 0,1% ke level 6.113 pada perdagangan kemarin, Selasa, 28 September 2021. Pergerakan IHSG pun diikuti dengan meningkatnya tekanan jual.
MNC Sekuritas memperkirakan, pergerakan IHSG masih cenderung terkoreksi untuk menguji level 6.060-6.080 terlebih dahulu. Dapat dicermati 5.996 sebagai support, bila masih mampu berada di atas support, maka IHSG berpeluang menguat kembali menguji resistance 6.170-6.200.
Tetap waspadai apabila IHSG kembali terkoreksi agresif ke bawah 5.996 dan 5.982, apabila hal ini terjadi maka IHSG masih akan terkoreksi ke arah 5.850-5.900.