<p>Nilai tukar rupiah pagi ini, Jumat, 6 November 2020 berada di level Rp14.380 per dolar AS, menguat 185 bps sebesar 1,27% dibandingkan penutupan kemarin, Kamis, 5 November 2020 di level Rp14.565 per dolar AS. / Foto: Ismail Pohan &#8211; Tren Asia</p>
Pasar Modal

Kurs Rupiah Hari Ini: Jelang Rilis Data Inflasi di AS, Rupiah Diramal Kembali Melemah Ke Rp14.280

  • Pelaku pasar semakin mengantisipasi rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi bertengger di level inflasi tinggi. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke level Rp14.280 dengan support di kisaran Rp14.220.
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Pelaku pasar semakin mengantisipasi rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) di Amerika Serikat (AS) yang berpotensi bertengger di level inflasi tinggi. Kondisi ini membuat nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke level Rp14.280 dengan support di kisaran Rp14.220.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut data inflasi menjadi variabel penting dalam pengambilan keputusan pengurangan stimulus oleh The Fed. Melihat IHK di Juli yang sudah inflasi 5,4%, Ariston menyebut nilai IHK pada Agustus 2021 tidak akan jauh berbeda.

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah karena pelaku pasar mengantisipasi rilis data inflasi AS malam ini,” jelas Ariston kepada TrenAsia.com, Selasa, 14 September 2021.

Selain nilai tukar rupiah, Ariston menyebut data inflasi di AS ini juga berpotensi mengguncang pasar modal di Asia. Serupa, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga memprediksi adanya pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini.

Menurut William, IHSG diprediksi melemah karena minimnya katalis positif disinyalir memperlambat laju kinerja indeks domestik.

Dirinya menyebut gelombang tekanan dalam pergerakan IHSG terlihat belum akan berakhir. Secara teknikal, IHSG diproyeksikan bergerak pda rentang 5.969 – 6.202.

“Masih minimnya sentimen menjadi salah satu faktor yang membuat pola gerak indeks masih stagnan,” ujarnya melalui riset harian.

Ia menyebut, potensi tekanan dalam pergerakan IHSG masih jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan naiknya. Namun, menurutnya masih terdapat peluang bagi para investor untuk melakukan investasi jangka panjang.

Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,11% ke level 6.088,16 pada akhir sesi perdagangan Senin, 13 September 2021. Dalam sehari, terdapa 233 saham menguat, 259 saham terkoreksi, dan 167 saham lainnya berada pada posisi stagnan.

Pada perdagangan kemarin, IHSG bergerak pada rentang 6.052,97 hingga 6.094,99 dengan volume saham sebanyak 18,87 miliar dan nilai transaksi mencapai Rp9,21 triliun. Adapun kapitalisasi pasar pada penutupan perdagangan kemarin sebesar Rp7.393,05 triliun.