<p>Nasabah melakukan transaksi penarikan uang Rupiah di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Kurs Dollar Hari Ini: Jelang Tappering Off, Rupiah Diprediksi Melemah ke Level Rp14.300

  • Amerika Serikat (AS) mengalami perbaikan penjualan ritel pada Agustus 2021. Hal itu membuat nilai tukar rupiah diprediksi melemah ke level Rp14.300 dengan support di kisaran Rp14.250 per dolar AS.
Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mengalami perbaikan penjualan ritel pada Agustus 2021. Hal itu membuat nilai tukar rupiah diprediksi melemah ke level Rp14.300 dengan support di kisaran Rp14.250 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut rilis data penjualan ritel semakin mendukung ekspektasi pengetatan moneter AS pada akhir tahun ini. Hal ini juga menjadi sinyal ekonomi AS sudah mulai menggeliat kembali.

“Hasil yang positif ini akan mendukung ekspektasi pelaksanaan pengetatan moneter AS tahun ini,” ucap Ariston kepada TrenAsia.com, Jumat, 17 September 2021.

Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel pada Agustus 2021 mengalami pertumbuhan 0,7% year on year (yoy). Angka ini lebih baik dibandingkan Juli 2021 yang terkontraksi 1,8% yoy.

Rilis data ini semakin melengkapi indikasi pemulihan ekonomi di AS yang sebelumnya dilaporkan melalui Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada, Agustus 2021, IHK di Negeri Paman Sam parkir di level inflasi 5,3% yoy, berselisih tipis dibandingkan Juli 2021 yang sebesar 5,4%.

Dua data ini diprediksi bakal menjadi bahan pertimbangan The Fed untuk melakukan tapering off pada akhir tahun ini. Tapering off ini disebut Ariston bakal memberikan penguatan terhadap dolar AS karena likuiditasnya berkurang signifikan di pasar.

“Pekan depan the Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter. Pelaku pasar kemungkinan akan mengantisipasi hasil rapat kalau-kalau mengindikasikan kebijakan tapering dilakukan tahun ini,” jelas Ariston.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi tapering off The Fed bakal digelar mulai November 2021. Kendati demikian, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan tapering off kali ini tidak akan terlalu mengguncang nilai mata uang rupiah.

Sejumlah kesiapan menjadi dasar otoritas moneter mengklaim tapering off tidak akan mengguncang stabilitas ekonomi dalam negeri. Pertama, BI melihat kecukupan cadangan devisa sebesar US$144 miliar cukup untuk memitigasi efek tapering.

Kedua, BI telah memiliki triple intervention. Hal ini antara lain kemampuan Indonesia mengintervensi pasar keuangan melalui Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, pasar spot, hingga pasar DNDF.

“Karena sudah mulai terlihat gejolak, khususnya di emerging market. Tekanan di mata uang emerging market tinggi, termasuk nilai tukar rupiah,” kata Destry kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa, 14 September 2021

Terakhir, Destry menyebut BI telah menyusun strategi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, ada pula sentimen penanganan COVID-19 di dalam negeri yang menunjukan perbaikan sehingga bisa memicu optimise pasar kembali.

“Kondisi pasar cenderung cepat berbalik karena ada kepercayaan terhadap penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia,” ucap Destry.