Kurs Rupiah Hari Ini: Tingkat Inflasi AS Tembus 5,3 Persen, Rupiah Semakin Tertekan
- Kurs rupiah hari ini diprediksi semakin tertekan ke level Rp14.270 dengan support di kisaran Rp14.220 per dolar Amerika Serikat (AS). Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2021 yang menunjukan inflasi 5,3% year on year (yoy) diyakini menjadi sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah.
Pasar Modal
JAKARTA – Kurs rupiah hari ini diprediksi semakin tertekan ke level Rp14.270 dengan support di kisaran Rp14.220 per dolar Amerika Serikat (AS). Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2021 yang menunjukan inflasi 5,3% year on year (yoy) diyakini menjadi sentimen negatif terhadap nilai tukar rupiah.
Analisis Pasar Uang Ariston Tjendra menyebut meski angka inflasi di bawah ekspektasi pasar, namun masih cukup untuk membangkitkan optimisme pemulihan ekonomi di AS. Angka ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2021 yang sebesar 5,4% yoy.
“Rupiah masih bisa melemah terhadap dollar AS hari ini setelah rilis data inflasi konsumen AS bulan Agustus semalam menunjukkan tingkat inflasi AS yang masih cukup tinggi meski sedikit di bawah angka bulan lalu,” ucap Ariston kepada TrenAsia.com, Rabu, 15 September 2021.
- Start Up McEasy Raih Pendanaan Awal Rp22 Miliar dari East Ventures
- Penuhi Aturan Bursa, Bank Permata Pastikan Kepemilikan Saham Bangkok Bank Bakal Menyusut
- Wika Beton Raih Kontrak Proyek Bandara Dhoho Kediri dan SPAM Jatiluhur I
Tingginya tingkat inflasi di AS semakin menguatkan indikasi tapering off yang dilakukan oleh The Fed. Apalagi, Bank Indonesia (BI) telah memprediksi lepasnya stimulus dari bank sentral AS ini bakal terjadi pada November 2021.
Kendati demikian, Ariston menilai neraca perdagangan Indonesia yang masih menunjukan surplus bisa menjadi aspek yang menahan pelemahan rupiah. Seperti diketahui, surplus neraca perdagangan pada Juli 2021 masih tinggi, yakni US$2,3 miliar.
“Hasil neraca perdagangan Indonesia yang masih menunjukkan surplus sekitar 2,3 miliar dollar AS mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini dan mungkin bisa mendorong penguatan rupiah,” ujar Ariston.
Adapun kondisi COVID-19 di Indonesia semakin menunjukan perbaikan. Hal ini dinilai Ariston semakin menggairahkan pemulihan ekonomi di dalam negeri.
Menurut data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, kasus aktif kini tercatat berada di bawah 10.000, tepatnya 92.328. Sementara kasus terkonfirmasi harian pada Selasa, 14 September 2021 mencapai 4.128 sehingga total kasus COVID-19 di Indonesia menembus 4,17 juta kasus.