Laba 2024 Naik Double Digit, Simak Proyeksi Dividen dan Target Saham BBCA
- Sejarah dividen BBCA menunjukkan tren peningkatan rasio payout, dengan 68,5% dari laba 2023 dibagikan sebagai dividen. Pada 2022, rasio dividen mencapai 62,12%, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 13% dibandingkan laba tahun 2023 yang mencapai Rp48,6 triliun.
Kini, pertanyaan yang muncul adalah berapa potensi dividen yang akan dibayarkan oleh emiten perbankan swasta ini? Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa secara tahunan nominal dividen yang dibayarkan biasanya lebih besar.
Namun, kata Jahja, keputusan tersebut harus melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terlebih dahulu. “Kami pernah berjanji kepada para investor bahwa dividen yang dibayarkan BCA secara absolut harus lebih tinggi setiap tahun, kecuali pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19, karena laba mengalami penurunan sebesar 5%,” jelasnya dalam konferensi pers pada Kamis, 23 Januari 2025.
- Harga Sembako di Jakarta: Garam Dapur Tembus Rp20 Ribu/Gr di Jembatan Lima
- Kompetisi BTN dan BSI setelah Akuisisi: Pendorong Perbankan Syariah yang Lebih Sehat
- ESSA hingga BMRI Top Gainers Pembukaan LQ45 Hari Ini
Meski laba BBCA mengalami kenaikan, Jahja mengaku tidak dapat memastikan apakah dividen tahun ini akan lebih besar atau lebih kecil. “Seingat saya, tahun lalu 68,5% dari laba kami dibagikan sebagai dividen,” tambahnya.
Sebagai informasi, untuk tahun buku 2024, BBCA telah membagikan dividen interim sebesar Rp50 per saham, dengan total mencapai Rp6,1 triliun pada Desember 2024. Jumlah ini meningkat dibandingkan dividen interim pada akhir 2023.
Melihat tren historis, rasio dividend payout ratio (DPR) BCA dalam lima tahun terakhir terus meningkat. Pada tahun 2019, rasio dividen tercatat sebesar 47,9%, naik menjadi 48,18% pada 2020, 49,02% pada 2021, dan melonjak signifikan menjadi 62,12% pada 2022.
Mandiri Sekuritas dalam riset terakhirnya menyebutkan, dengan harga saham BBCA yang berada di level Rp9.600 per saham, dividen yield untuk saham BCA di tahun 2024 diperkirakan berada di angka 3,4%, dan untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai 3,9%.
Berkaitan dengan rekomendasi saham, perusahaan kode broker CC ini merekomendasikan buy saham ini dengan target saham di angka Rp11.600 per saham. “Laba tumbuh 13% YoY dan ROE meningkat 89bps YoY menjadi 22,3% di FY24 seiring dengan pertumbuhan kredit bank sebesar 14% YoY, biaya kredit 30bps, dan pertumbuhan opex minimal,” jelas Mandiri Sekiritas dalam risetnya pada Jumat, 24 Januari 2025.
Sementara itu, proyeksi kinerja untuk tahun 2025, meskipun ada penurunan suku bunga yang dapat mengurangi imbal hasil dari cadangan sekunder bank, diharapkan strategi penyesuaian harga pinjaman dan manajemen kualitas aset yang disiplin dapat menjaga profitabilitas.
Diketahui, sepanjang 2024, BBCA mencatatkan pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 13,8% pada 2024, mencapai Rp922 triliun. Kredit korporasi tumbuh 15,7% menjadi Rp426,8 triliun, sementara kredit komersial dan UKM masing-masing naik 8,9% dan 14,8%.
Portofolio kredit konsumer juga meningkat 12,4%, dengan KKB dan KPR masing-masing naik 14,8% dan 11,2%. Kredit sektor berkelanjutan tumbuh 12,5%, berkontribusi 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan. BBCA juga mencatatkan pertumbuhan signifikan pada kredit kendaraan bermotor listrik sebesar 84,2%.