Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson bersama jajaran direksi ADCP usai pelaksanaan Pencatatan Saham Perdana (IPO) Perseroan di Jakarta, Rabu 23 Februari 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
BUMN

Laba Adhi Commuter Terjungkal 49 Persen jadi Tinggal Rp26 Miliar

  • Hingga akhir September 2023, laba yang diatribusikan kepada entitas induk berjumlah Rp29,26 miliar dari sebelumnya Rp51,82 miliar pada September 2022
BUMN
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Pengembang properti, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) mendapati laba bersih sepanjang Januari – September 2023 menyusut hingga 49,32% secara tahunan (yoy).

Hingga akhir September 2023, laba yang diatribusikan kepada entitas induk berjumlah Rp29,26 miliar dari sebelumnya Rp51,82 miliar pada September 2022.

Biang keroknya, pendapatan anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini turun 31,49% yoy. Selama sembilan bulan tahun ini, pendapatan yang dikantongi menjadi Rp288,78 miliar dari sebelumnya Rp421,52 miliar.

ADCP memiliki tiga keran bisnis, yaitu properti, hotel, dan operasi bersama. Keran utamanya berasal dari bisnis properti yang kali ini menghasilkan Rp168,76 miliar. Sayangnya, pendapatan dari segmen properti berkurang dari posisi sembilan bulan 2022 yaitu Rp308,78 miliar.

Selanjutnya ada dari bisnis hotel yang berhasil meningkatkan pendapatan menjadi Rp81,09 miliar dari sebelumnya Rp69,34 miliar. Terakhir, operasi bersama proyek LRT City Jatibening menuai pendapatan sebanyal Rp37,91 miliar, menyusut dari semula Rp43,39 miliar pada September 2022.

Di satu sisi, ADCP sejatinya sudah berhasil menekan beban pokok pendapatan hingga 34,89% yoy. Hingga September 2023, beban pokok pendapatan berhasil ditekan menjadi Rp209,29 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp321,49 miliar.

Sementara itu, ADCP mencatat kenaikan aset dari Rp6,39 triliun menjadi Rp6,32 triliun pada akhir Desember 2022. Sedangkan liabilitas tercatat naik dari Rp3,86 triliun pada kuartal IV-2022 menjadi Rp3,90 triliun dan jumlah ekuitas juga meningkat dari Rp2,45 triliun pada akhir tahun lalu jadi Rp2,48 triliun.