<p>Jalan tol yang dikelola oleh PT Nusantara Infrastructure Tbk. / Dok. META</p>
Industri

Laba Anjlok 20%, Kewajiban Nusantara Infrastructure Melambung 42,01%

  • Emiten konstruksi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) mencatat penurunan laba bersih hingga 20% menjadi Rp143,81 miliar pada tahun buku 2019. Saat yang sama, kewajiban perseroan justru melambung hingga 42,01%.

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

Emiten konstruksi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) mencatat penurunan laba bersih hingga 20% menjadi Rp143,81 miliar pada tahun buku 2019. Saat yang sama, kewajiban perseroan justru melambung hingga 42,01%.

Sekretaris Perusahaan Nusantara Infrastructure Dahlia Evawani mengatakan total kewajiban pada 31 Desember 2019 mencapai Rp1,88 triliun, naik 42,01% sebesar Rp557,18 miliar dari tahun sebelumnya Rp1,32 triliun.

“Kenaikan pada total kewajiban tersebut disebabkan oleh kenaikan beban akrual untuk pembangunan proyek jalan tol layang A.P. Pettarani Makassar yang dimiliki oleh PT Bosowa Marga Nusantara, yang merupakan anak perusahaan terkendali perseroan,” kata dia dalam surat kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat, 17 April 2020.

Dalam laporan keuangan, emiten berkode saham META itu mengantongi laba bersih sebesar Rp143,81 miliar pada periode tersebut. Angka itu anjlok 20% dari perolehan tahun sebelumnya Rp179,65 miliar.

Hal ini berbanding terbalik jika dilihat dari sisi pendapatan. Sepanjang 2019, perusahaan pengelola sejumlah ruas jalan tol itu meraih lonjakan pendapatan hingga 101,2% atau meningkat dari Rp781,76 miliar menjadi Rp1,57 triliun.

Lebih rinci, lonjakan itu didorong oleh segmen pendapatan konstruksi sebesar Rp943,51 miliar yang naik lebih delapan kali lipat dari perolehan pada periode 2018 sebesar Rp108,92 miliar.

Namun, secara material segmen tersebut tidak memberikan profit bagi perusahaan. Beban konstruksi jumlahnya sebesar Rp943,51 atau sama dengan pendapatan pada segmen itu.

Merosotnya laba bersih perusahaan juga disebabkan oleh segmen pendapatan usaha dan penjualan. Pada segmen itu ada penurunan tipis sebesar 6,3% menjadi Rp630,17 miliar. Sementara pada 2018, segmen pendapatan usaha jumlahnya sebesar Rp672,84 miliar.

Beban langsung dan beban pokok penjualan juga naik dari periode sebelumnya, semula sebesar Rp330,6 miliar menjadi 1,15 triliun di periode 2019.

Dari kinerja tersebut, perusahaan mencatat penurunan laba kotor sebesar 8% menjadi Rp415,58 miliar. Angka itu turun tipis dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp451,1 miliar.

Sementara, perusahaan berhasil menurunkan sejumlah akun beban lainnya seperti beban umum dan adminitrasi dari Rp217,21 miliar menjadi Rp157,26 miliar. Kemudian, beban keuangan turun drastis dari Rp206,54 miliar menjadi Rp70,08 miliar.

Pada 2018, perusahaan memperoleh laba atas penjualan entitas anak mencapai Rp275,99 miliar dengan biaya terkait pelepasan tersebut sebesar Rp54,44 miliar. Laba tersebut dihasilkan dari divestasi PT Komet Infra Nusantara (KIN).

Hal itu mendukung laba pada 2018 lebih unggul dibandingkan dengan laba pada 2019. Tidak adanya kegiatan divestasi pada periode 2019 menyebabkan laba bersih perusahaan merosot 20% dari periode sebelumnya.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 17 April 2020, saham META ditutup terkoreksi 1,94% sebesar 2 poin ke level Rp101 per lembar. Kapitalisasi pasar saham META mencapai Rp1,78 triliun dengan imbal hasil negatif 49,5% dalam setahun terakhir. (SKO)