<p>Sampai akhir tahun,, BTN bakal akuisisi 25.000 EDC untuk melayani transaksi para nasabahnya. / BTN</p>
Industri

Laba Anjlok 40 Persen, BTN Tetap Pede

  • JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN mencatat laba bersih pada semester I-2020 sebesar Rp767,5 miliar. Perolehan laba tersebut anjlok 41% dibandingkan laba periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp1,3 triliun. Meski merosot cukup tajam, Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengaku optimistis bahwa perolehan laba masih dapat naik pada tahun ini. […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN mencatat laba bersih pada semester I-2020 sebesar Rp767,5 miliar. Perolehan laba tersebut anjlok 41% dibandingkan laba periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp1,3 triliun.

Meski merosot cukup tajam, Direktur Utama BTN Pahala Mansury mengaku optimistis bahwa perolehan laba masih dapat naik pada tahun ini. “Kami optimistis, hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on track, sejalan dengan adanya peningkatan permintaan kredit,” ungkapnya dalam siaran pers dikutip TrenAsia.com, Senin, 3 Agustus 2020.

Sementara itu, pendapatan BTN juga ikut turun 3,1% dari Rp12,7 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp12,3 triliun per Juni 2020.

Penurunan juga terjadi pada penyaluran kredit di mana per Juni 2020, kredit yang disalurkan sebesar Rp227,9 triliun, turun 1,8% dibandingkan akhir tahun lalu Rp232,2 triliun.

Pahala pun menegaskan, penyaluran kredit perseroan masih terjaga atas kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dari 2,42% per Juni 2019 menjadi 2,40% per Juni 2020.

BTN juga berhasil menaikkan dana pihak ketiga (DPK) 2,99% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp219,76 triliun menjadi Rp226,32 triliun pada periode ini. Penghimpunan tersebut ditopang oleh giro yang naik 13% menjadi Rp59,75 triliun per Juni 2020, dibandingkan semester I-2019 Rp52,88 triliun.

Pada periode ini, aset perseroan ikut naik menjadi Rp314,6 triliun dari Rp311,7 triliun per akhir tahun lalu.

Pahala menambahkan, perseroan terus meningkatkan likuiditas bank meskipun di tengah kondisi pandemi COVID-19. Indikatornya dapat dilihat melalui likuidity coverage ratio (LCR) yang naik ke level 132,22% pada semester I-2020. Permodalan bank atau capital adequacy ratio (CAR) juga kuat menjadi 19,10% pada periode ini.