Laba ASII Naik Tipis, Tapi Prospek Tetap Positif
- Kinerja PT Astra International (ASII) meningkat tipis hingga kuartal III-2024 dengan laba bersih Rp25,84 triliun. Prospek tetap cerah didorong oleh segmen otomotif dan alat berat, meski tantangan pasar ada.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) menunjukkan performa keuangan yang stabil dengan peningkatan laba bersih tipis hingga kuartal III-2024. Laba bersih perusahaan tercatat naik sebesar 0,63%, dari Rp25,69 triliun menjadi Rp25,84 triliun, sementara total pendapatan mencapai Rp246,3 triliun.
Meskipun kenaikannya tipis, capaian ini mencerminkan upaya ASII dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis. Analis Mirae Asset Sekuritas, Christopher Rusli, mengungkapkan bahwa prospek pertumbuhan ASII ke depan tetap kuat, didorong oleh beberapa segmen inti. Salah satu pendorong utama adalah sektor otomotif, dengan pencapaian target penjualan mobil wholesales sebanyak 850.000 unit sepanjang tahun ini.
Menurut Rusli, berdasarkan data penjualan hingga Oktober, target ini berpotensi tercapai atau bahkan dilampaui. "Namun, kami tetap mempertahankan proyeksi konservatif di angka 852.000 unit untuk menjaga keseimbangan ekspektasi pasar," ujar Rusli dalam riset yang dikutip pada Senin, 18 November 2024.
- Warisi Kekayaan Grup Djarum, Lucy Agnes Pilih jadi Biarawati
- Adira Finance Bantu Revitalisasi Pasar Kosambi Bandung
- ADRO Bagi Dividen Rp41,7 Triliun, Saratoga Dapat Berapa?
Kontribusi Segmen Alat Berat dan Energi
Selain sektor otomotif, segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang dikelola oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) diproyeksikan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Segmen ini dinilai menjadi motor penggerak utama yang memperkuat kontribusi ASII secara keseluruhan, terutama di tengah fluktuasi harga komoditas dan permintaan pasar global yang dinamis.
Sektor jasa keuangan juga diperkirakan terus tumbuh, seiring pemulihan penjualan grosir kendaraan roda empat, penjualan domestik kendaraan roda dua, serta peningkatan penjualan barang bekas. Diskon besar-besaran di akhir tahun menjadi salah satu strategi untuk mendorong peningkatan penjualan lebih lanjut di sektor ini.
"Sementara pertumbuhan di segmen-segmen kecil tetap stabil, kontribusinya terhadap total pendapatan mungkin lebih kecil, tetapi tetap memberikan efek positif terhadap diversifikasi bisnis," tambah Rusli. Segmen kecil ini, meski tidak dominan, tetap menjadi bagian dari strategi diversifikasi ASII yang menjaga ketahanan bisnis dalam berbagai situasi pasar.
Proyeksi Jangka Panjang dan Risiko yang Mengintai
Mirae Asset Sekuritas optimistis terhadap pertumbuhan laba per saham (earnings per share) ASII untuk tahun 2025 dan 2026, dengan proyeksi kenaikan sebesar 6,0% dan 5,5%. Dorongan ini datang dari dominasi ASII di pasar otomotif dan jasa keuangan yang terus meningkat. Pertumbuhan pesat di segmen kecil turut menjadi pilar penting dalam menciptakan kestabilan dan nilai tambah bagi perusahaan.
Namun, Mirae Asset juga memberikan catatan penting. Estimasi rasio P/E untuk UNTR pada tahun 2025 sedikit disesuaikan dari 4,5x menjadi 5,0x, akibat potensi melemahnya permintaan yang didorong oleh normalisasi harga batu bara.
"Oleh karena itu, kami tetap merekomendasikan beli dengan target harga yang lebih tinggi di Rp6.200," ungkap Rusli, menandakan keyakinan terhadap daya saing jangka panjang ASII, namun tetap memperhitungkan potensi risiko di sektor komoditas.
Rusli menekankan bahwa prospek ASII didukung oleh dominasi pasar otomotif yang kuat, margin keuntungan yang terjaga, dan ekspektasi kondisi ekonomi makro yang lebih kondusif di masa depan.
Namun, terdapat sejumlah risiko yang harus diperhatikan, seperti potensi penurunan volume penjualan kendaraan roda empat dan dua, margin keuntungan yang lebih rendah dari yang diharapkan, serta kebijakan pemerintah yang berpotensi memberikan keuntungan kepada pesaing.