Laba Bersih 3 Emiten BPD 2020: BJB dan Bank Jatim Gembira, Bank Banten Merana
Secara umum, industri perbankan mengalami kontraksi akibat resesi ekonomi tahun lalu.
Korporasi
JAKARTA – Sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) telah merilis kinerja keuangan sepanjang 2020. Secara umum, industri perbankan mengalami kontraksi akibat resesi ekonomi tahun lalu.
Dari 26 BPD di Indonesia, baru tiga yang sudah go public. Ketiganya yaitu PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), dan PT BPD Banten Tbk (BEKS).
Situasi pandemi rupanya menjadi pukulan berat bagi bank-bank tersebut. Meskipun Bank BJB masih mencatat pertumbuhan laba sebesar 8,27% year on year (yoy) pada periode ini.
Begitu pula dengan Bank Jatim yang memperoleh laba bersih Rp1,46 triliun atau tumbuh 8,17% yoy. Sayangnya, kinerja ciamik dua rekan emiten BPD tak diikuti oleh Bank Banten.
Tahun lalu, Bank Banten melaporkan kerugian yang makin dalam sepanjang 2020. Tercatat, Bank Banten mengalami rugi bersih senilai Rp308,15 miliar, meroket 124% dibandingkan dengan rugi bersih pada 2019 sebesar Rp137,55 miliar.
Bagaimana selengkapnya? Berikut rapor keuangan 3 emiten BPD sepanjang 2020:
BJB +8,27%
BJB memimpin kinerja keuangan 3 emiten BPD sepanjang 2020. Tahun lalu, perseroan meraih laba bersih senilai Rp1,687 triliun sepanjang 2020. Angka ini naik 8,27% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,558 triliun.
Pertumbuhan laba berasal dari naiknya pendapatan bunga bersih dan bagi hasil syariah sebanyak 6,82% menjadi Rp6,49 triliun, sedangkan pada 2019 sebesar Rp6,082 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Selain itu, pendapatan operasional menyumbang Rp1,458 triliun terhadap laba bersih. Jumlah tersebut naik 43,78% dibandingkan dengan 2019 yakni Rp1,014 triliun.
Di sisi lain, beban operasional BJBR menjadi Rp5,743 triliun, naik 14,01% dari posisi 2019 Rp5,037 triliun. Oleh sebab itu, laba operasional tumbuh 7,43% menjadi Rp2,212 triliun.
Perusahaan juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebanyak 19,4% menjadi Rp99,78 triliun dari semula Rp83,56 triliun pada 2019.
Setali tiga uang, penyaluran kredit BJBR senilai Rp89,45 triliun. Realisasi ini tumbuh 9,29% dari 2019 yang senilai Rp81,88 triliun.
Sepanjang tahun lalu, BJBR juga mencatat kenaikan aset 13,82%. Total aset perusahaan tercatat Rp140.93 triliun dibandingkan dengan 2019 Rp123,53 triliun.
Bank Jatim +8,13%
Kinerja keuangan Bank Jatim tahun lalu cukup baik dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,49 triliun atau tumbuh 8,13%.
Dari sisi pembiayaan, bank bersandi saham BJTM mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,16% year on year (yoy) sebesar Rp41,48 triliun. Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi yaitu sebesar Rp24,35 triliun, tumbuh 5,42%.
Selanjutnya diikuti oleh kredit komersial sebesar Rp10,33 triliun, tumbuh 11,95%. Sementara kredit di sektor UMKM sebesar Rp6,80 triliun, tumbuh 12,86%.
Sepanjang 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim tumbuh 13,08% yaitu sebesar Rp68,47 triliun. Adapun, total aset Bank Jatim tercatat Rp83,62 triliun, tumbuh 8,94%.
Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2020 antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,77 %. Kemudian, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,55 %, dan Return On Asset (ROA) 1,95 %.
Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 77,76 %.
Bank Banten -124%
Di urutan paling bontot ada Bank Banten, berbeda dengan dua BPD di atas, perseroan malah gigit jari lantaran kerugian yang makin dalam sepanjang 2020. Tercatat, Bank Banten mengalami rugi bersih senilai Rp308,15 miliar.
Kerugian tersebut terjun bebas 124% dibandingkan dengan rugi bersih pada 2019 sebesar Rp137,55 miliar. Rugi bersih tahun lalu dipengaruhi minimnya pendapatan bunga bersih yang turun 53,8% menjadi Rp33,74 miliar dari semula Rp71,84 miliar pada 2019.
- Iklan Susu Harus Mampu Mendorong Peningkatan Konsumsi Susu Segar
- Filantropi Indonesia Apresiasi Bantuan Para Donatur Asing untuk Korban di Palu
- SMK ORA et LABORA Cetak Generasi Handal dengan Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik
Meskipun sebenarnya Bank Banten sudah berhasil mengurangi beban operasional sebanyak 4,5% menjadi Rp294,64 miliar dari 2019 Rp308,66 miliar.
Dengan demikian, Bank Banten membukukan rugi operasional Rp258,35 miliar, lebih besar dari tahun sebelumnya Rp180,07 miliar. Sedangkan, rugi per saham dasar juga makin besar menjadi Rp33,64, dibandingkan dengan 2019 yakni Rp2,15.
Adapun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat senilai Rp2,42 triliun, turun 47,95% dibandingkan dengan 2019 Rp4,65 triliun. Setali tiga uang, penyaluran kredit juga kontraksi 43,18% menjadi Rp2,968 triliun dari tahun sebelumnya Rp5,21 triliun.
Hingga akhir 2020, total aset Bank Banten juga susut 33,75% menjadi Rp5,337 triliun dari semula Rp8,09 triliun pada 2019. (RCS)