<p>Gedung BRI di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. / Bri.co.id</p>
Industri

Laba Bersih Bank BRI Merosot 45,70% Jadi Rp18,66 Triliun Pada 2020

  • JAKARTA – Emiten perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melaporkan laba bersih sebesar Rp18,66 triliun pada, kontraksi 45,70% dari laba bersih 2019 senilai Rp34,37 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan, tergerusnya laba bank milik negara ini lantaran menyokong program restrukturisasi selama pandemi COVID-19. “Bahkan ada satu bulan di mana tidak bukukan laba sama […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Emiten perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melaporkan laba bersih sebesar Rp18,66 triliun pada, kontraksi 45,70% dari laba bersih 2019 senilai Rp34,37 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso memaparkan, tergerusnya laba bank milik negara ini lantaran menyokong program restrukturisasi selama pandemi COVID-19.

“Bahkan ada satu bulan di mana tidak bukukan laba sama sekali karena kita alokasikan seluruhnya untuk restrukturisasi demi UMKM,” kata Sunarso dalam paparan kinerja virtual, Jumat, 29 Januari 2021.

Selain itu, pendapatan perseroan yang tertekan juga menyumbang berkurangnya laba bersih tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan bunga turun 3,96% menjadi Rp116,93 triliun dari tahun sebelumnya Rp121,76 triliun.

Sedangkan pendapatan premi dan (beban klaim) bersih tercatat Rp80,09 triliun, turun dibandingkan dengan Rp82,71 triliun pada posisi 31 Desember 2019.

Adapun, total kas dan setara kas pada akhir 2020 sebesar Rp167,25 triliun, turun dari Rp236,91 triliun pada penghujung 2019.

Di sisi lain, ekuitas konsolidasian BRI mencapai Rp199,38 triliun pada 31 Desember 2020, turun dari Rp206,32 triliun pada 2019.

Sementara, liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1.311,89 triliun dari Rp1.207,97 triliun pada akhir 2019.

Dari segi aset, bank pelat merah ini menyentuh rekor tertinggi aset dengan total senilai Rp1.511,81 triliun. Nilai itu meningkat dibandingkan Rp1.416,76 triliun pada 2019.

“Pertumbuhan aset ini seiring dengan kualitas dan hasil profit yang sehat,” tambah Sunarso.