<p>Bank Ina Persada/ Sumber: bankina.co.id</p>
Korporasi

Laba Bersih Bank INA Milik Taipan Anthoni Salim Terbang 769 Persen pada Semester I-2021

  • JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk mendapatkan lonjakan kinerja keuangan pada semester I-2021. Laba bersih emiten bersandi BINA ini melesat 769% year on year (yo
Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk mendapatkan lonjakan kinerja keuangan pada semester I-2021. Laba bersih emiten bersandi BINA ini melesat 769% year on year (yoy) pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih Bank Ina meroket dari Rp2,6 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp23,17 miliar pada semester I-2021. Bank milik konglomerat Anthoni Salim ini mencatatkan penguatan dari segi intermediasi perbankan. 

Raihan laba bersih ini juga ditopang oleh pendapatan bunga bersih perseroan yang meningkat 30% yoy. Pendapatan bunga bersih BINA melesat jadi Rp101,24 miliar dari posisi semester I-2020 yang hanya Rp80,10 miliar. 

Tidak hanya itu, pendapatan operasional BINA juga mengalami lonjakan 618% yoy dari Rp8,4 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp60,66 miliar pada semester I-2021. Lonjakan pendapatan operasional ini berasal dari raihan keuntungan atas penjualan efek-efek  yang mencapai Rp48,69 miliar atau 80,2% dari total pendapatan operasional BINA.

Profitabilitas yang membaik ini mendongkrak laba per saham (earning per share) BINA dari Rp0,47 pada semester I-2020 menjadi Rp4,10 per lembar saham pada semester I-2021. Kendati demikian, BINA harus bekerja keras untuk memperkuat aspek permodalan. 

Total ekuitas BINA pada semester I-2021 ini berada di angka Rp1,14 triliun atau menyusut dibandingkan akhir 2020 yang sebesar Rp1,21 triliun. Sementata itu, nilai liabilitas BINA justru membengkak dari Rp7,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp10,21 triliun pada semester I-2021.

Dari segi intermediasi, BINA menyalurkan kredit sebesar Rp3,11 triliun atau naik 6,2% year to date (ytd) dari akhir 2020 yang sebesar Rp2,82 triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) lebih signifikan lagi, yakni melesat 38% ytd menjadi Rp9,79 triliuun dari sebelumnya Rp7,10 triliun.

Kinerja intermediasi itu cukup untuk menyokong pertumbuhan aset BINA yang menyentuh 35% ytd. Nilai aset BINA bergerak dari Rp8,43 triliun pada akhir 2020 menjadi RP11,36 triliun pada semester I-2021.

Direktur Utama (Dirut) Bank Ina Perdana Daniel Budirahayu mengatakan penyaluran kredit bakal terus digenjot perseroan. Dirinya membeberkan bakal lebih serius menyasar segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Dan tentunya bank INA akan berupaya memenuhi ketentuan yg berlaku. Saat ini kami juga sedang apply KUR agar kami dapat memberikan pricing yang competitive bagi nasabah UMKM,” jelas Daniel kepada TrenAsia.com, Senin, 27 September 2021.

Daniel mengatakan capital adequacy ratio (CAR) Bank Ina yang bertengger di posisi lebih dari 30% bakal memuluskan rencana penambahan modal tersebut.