Laba Bersih BCA Tahun 2023 Diprediksi Kembali Tumbuh Double Digit
- Laba bersih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tahun ini diprediksi tumbuh double digit meski tidak setinggi 2022.
Finansial
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA diprediksi kembali mencetak pertumbuhan laba bersih double digit pada 2023.
Pada tahun sebelumnya, BCA mencetak pertumbuhan laba bersih 29,6% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp40,7 triliun seiring dengan meningkatnya jumlah penyaluran kredit pascapandemi.
Pertumbuhan yang impresif itu dibukukan oleh perseroan seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia setelah COVID-19 menghantam sejumlah sektor.
Investment Analyst Stockbit Academy Rahmanto Tyas Raharja mengungkapkan dengan berbagai risiko bagi industri perbankan saat ini, BCA dapat mencetak pertumbuhan laba bersih di atas 20%. Hal ini seperti yang tercatat pada tahun lalu seiring dengan bank-bank berkapitalisasi pasar terbesar lainnya.
"Konsensus analis memperkirakan perbankan untuk kembali memecahkan rekor laba bersih tahunan all time high dengan memperkirakan pertumbuhan laba bersih double digit secara yoy," kata Rahmanto melalui riset yang dibagikan kepada wartawan, dikutip Rabu, 26 Juli 2023.
Rahmanto memperkirakan BCA bisa membukukan pertumbuhan laba bersih hingga 14,4% yoy atau mencapai Rp40,8 triliun.
Walaupun pertumbuhannya diperkirakan menurun dibanding 2022 karena risiko-risiko makroekonomi baik di skala global maupun domestik, namun BCA diproyeksikan bisa mencapai pertumbuhan double digit tersebut.
Sementara itu, pada semester I-2023, BCA membukukan laba bersih sebesar Rp24,2 triliun dengan kenaikan 34% yoy. Capaian tersebut didukung oleh kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.
Laba bersih yang telah dicapai BCA pada paruh pertama tahun ini telah mencapai 59,3% dari perkiraan laba bersih yang diproyeksikan oleh Rahmanto.
Sementara itu, Rahmanto memprediksi penyaluran kredit bica mencapai 10%-12% setelah pada tahun sebelumnya pertumbuhan kredit BCA mencapai 11,17%.
Pada semester I-2023, BCA mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 9% yoy seiring dengan meningkatnya kredit konsumer yang naik 13,9% yoy.
- Geliat Pelaku UMKM Kian Meningkat, BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit
- OJK Tetapkan Saham Mandiri Herindo (MAHA) Sebagai Efek Syariah
- Baru IPO, Saham Sinergi Inti Andalan Prima (INET) jadi Efek Syariah
Kinerja BCA Semester I-2023
Seperti yang dipaparkan di atas, BCA telah mencetak laba bersih Rp24,2 triliun pada semester I-2023. BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perseroan mengalami pertumbuhan 24,6% yoy ke angka Rp37,1 triliun.
Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 9,4% yoy menjadi Rp12,2 triliun dengan dukungan dari kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4%. Jika diakumulasikan, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp49,3 triliun atau naik 20,5% yoy.
Penyaluran kredit BCA terdiri dari kredit konsumer BCA naik 13,9% yoy menjadi Rp183,9 triliun, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 10,9% yoy ke angka Rp219,2 triliun, sedangkan kredit korporasi tercatat naik 5,1% yoy mencapai Rp325 triliun sehingga secara keseluruhan.
Kredit konsumer menjadi segmen tertinggi dengan dukungan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12% yoy ke Rp114,6 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 19,2% ke Rp51,4 triliun.
Portofolio kredit BCA yang direstrukturisasi mengalami perbaikan dengan menurunnya rasio loan at risk (LAR) ke 8,7% pada semester I-2023 dari 12,3% dari tahun sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah alias nonperforming loan (NPL) pun mengalami penurunan dari 2,2% menjadi 1,9%.
Dari segi penghimpunan dana, dana murah atau current account saving account (CASA) BCA tercatat sebesar Rp864,7 triliun pada semester I-2023 atau naik 5,7% yoy dan berkontribusi 81% terhadap total dana pihak ketiga (DPK).
Secara keseluruhan, total DPK tercatat naik 6% yoy menjadi Rp1,07 kuadriliun dan menopang pertumbuhan aset sebesar 7,3% yoy ke angka Rp1,35 kuadriliun.
Kemudian, rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) BCA berada di level 24,2% di semester I-2023 dan menembus level tertinggi sejak akhir tahun 2014.
Untuk rasio pengembalian terhadap aset alias return on asset (ROA), levelnya berada di angka 3,7% dan menjadi capaian tertinggi pascapandemi.