Laba Bersih BFI Finance (BFIN) Melonjak 32 Persen Dibanding Kuartal II
- Pada kuartal III 2024, BFI Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 19,1% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq) dengan total pembiayaan mencapai Rp14,2 triliun.
IKNB
JAKARTA – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,114 triliun, sedikit menurun 5,27% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan Rp1,176 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Meski laba menunjukkan sedikit penurunan, perusahaan berhasil menunjukkan pemulihan jika dibandingkan dengan semester I-2024, yang saat itu mengalami penurunan laba hingga 19,16% yoy.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, laba bersih yang dicatat oleh BFI Finance mengalami pertumbuhan 32,3%.
Total Aset dan Pendapatan Stabil, Beban Operasional Terkendali
BFI Finance mencatatkan total aset sebesar Rp24,1 triliun hingga September 2024, naik 0,49% yoy dari Rp23,99 triliun. Sementara itu, liabilitas Perseroan menurun 4,35% ke angka Rp13,8 triliun sehingga ekuitas BFIN pada akhir September 2024 tercatat sebesar Rp10,24 triliun dengan kenaikan 7,89% yoy.
Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, perusahaan juga membukukan pendapatan sebesar Rp4,7 triliun, hanya mengalami sedikit penurunan 1,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp4,76 triliun.
Di sisi lain, beban operasional BFI Finance tercatat sebesar Rp3,33 triliun, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,57% dibandingkan Rp3,31 triliun per-September 2023.
- Gurita Bisnis Keluarga Lukminto, Pemilik Sritex yang Usahanya Dinyatakan Pailit
- Utang Jangka Panjang Sritex ke BCA Capai Rp1,16 Triliun
- BSDE Optimistis Capai Target Penjualan Rp9,5 Triliun di Akhir 2024, Ini Pendorongya
Pertumbuhan Pembiayaan dan Pengelolaan Kualitas Kredit yang Baik
Pada kuartal III 2024, BFI Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 19,1% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq) dengan total pembiayaan mencapai Rp14,2 triliun.
Secara keseluruhan, perusahaan melaporkan peningkatan total piutang pembiayaan (managed receivables) menjadi Rp23 triliun, naik 5,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sektor produktif, pembiayaan modal kerja dan investasi BFI Finance mencapai Rp17,9 triliun, meningkat 4,1% yoy. Pembiayaan produktif ini mendominasi portofolio perusahaan dengan porsi sebesar 77,8%, mencerminkan fokus perusahaan dalam mendukung kegiatan bisnis di berbagai sektor ekonomi.
- Baca Juga: CIMB Niaga Optimistis Tren Green Financing akan Terus Berlanjut di Era Prabowo, Ini Alasannya
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, menyatakan bahwa pencapaian ini didukung oleh pengelolaan risiko kredit yang disiplin, tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) bruto yang berhasil dipertahankan di level 1,42%, sedangkan rasio NPF neto berada di angka 0,27%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang mencapai 2,66% per Agustus 2024.
“Kami konsisten menjaga rasio NPF di bawah 1,5%, dengan cadangan yang mencapai 2,6 kali dari total NPF perusahaan,” ujar Sudjono dalam pernyataan tertulis yang diterima TrenAsia, Selasa, 29 Oktober 2024.
RoAA dan RoAE Lebih Tinggi dari Rata-Rata Industri
Dari segi profitabilitas, Return on Average Assets (RoAA) perusahaan mencapai 7,7% dan Return on Average Equity (RoAE) berada di level 15,1%, keduanya lebih tinggi dari rata-rata industri yang masing-masing tercatat sebesar 5,3% dan 14,5% berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2024.
Dominasi Pembiayaan Berjaminan Kendaraan dan Ekspansi Produk Baru
Portofolio pembiayaan BFI Finance didominasi oleh pembiayaan berjaminan kendaraan yang mencapai 60,3% dari total portofolio.
Pembiayaan kendaraan bekas dan baru menyumbang 15,8%, diikuti pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 15,1%, serta pembiayaan jaminan sertifikat properti sebesar 4,7%.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan layanan pembiayaan berbasis syariah yang berkontribusi sebesar 4,1%.
- PR Prabowo: Dua BUMN Karya Masih Sakit, Utang Menggunung
- Izin Usaha Dicabut, Investree Langsung Kosongkan Kantor dan Lender Tidak Bisa Bertemu dengan Manajemen
- Kemenperin Minta Prabowo Sahkan Aturan Harga Gas Industri Domestik
Melalui inovasi produk, BFI Finance memperluas segmen pembiayaan di masyarakat dengan meluncurkan pembiayaan rumah seken khusus di area Jabodetabek.
Kolaborasi dengan situs penjualan rumah terkemuka ini diharapkan mampu memperkuat penetrasi pasar sekaligus mendukung kebutuhan pembiayaan masyarakat yang terus berkembang.
Penerbitan Obligasi untuk Modal Kerja dan Pengembangan Usaha
Sebagai bagian dari strategi memperkuat modal kerja, BFI Finance menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 senilai Rp600 miliar dengan peringkat ‘AA-(idn)’.
Dana dari penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk mendukung pembiayaan investasi, modal kerja, serta pembiayaan multiguna. Program ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI yang menargetkan dana total sebesar Rp6 triliun.