Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang BFI Finance di Tangerang Selatan, Senin, 29 November 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia.com
IKNB

Laba Bersih BFIN Turun ke Rp1,3 Triliun Meski Pendapatan Naik, Ini Penyebabnya

  • BFIN membukukan pendapatan sebesar Rp4,8 triliun pada kuartal III-2023 atau tumbuh 23,9% secara tahunan.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatat penurunan laba bersih pada kuartal III-2023 meskipun pendapatan perseroan tercatat naik pada periode yang sama.

Pada kuartal ketiga tahun ini, BFIN membukukan pendapatan sebesar Rp4,8 triliun atau tumbuh 23,9% secara year-on-year (yoy) dari Rp3,8 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Walaupun pendapatan tumbuh secara impresif, laba bersih yang dicetak BFIN mengalami penurunan tipis sebesar 7% yoy dari Rp1,3 triliun menjadi Rp1,2 triliun.

Bertolakbelakangnya kinerja pendapatan dan laba bersih BFIN pada kuartal III-2023 dipengaruhi oleh beban yang meningkat secara drastis.

Pada kuartal III tahun sebelumnya, BFIN mencatat beban sebesar Rp2,22 triliun, atau melonjak 48% yoy menjadi Rp3,3 triliun pada kuartal III-2023.

Lonjakan beban tersebut didorong oleh kenaikan pada gaji dan tunjangan sebesar 10%, beban bunga dan keuangan 63%, cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan dan ijarah masing-masing sebesar 172% dan 690%, serta beban lain-lain sebesar 416%.

Sementara laba bersih menurun karena lonjakan pada beban perseroan. Total pembiayaan bersih BFIN tumbuh 16,9% menjadi Rp20,5 triliun pada kuartal III-2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp17,5 triliun.

Pada periode kuartal III-2023, nilai pembiayaan baru BFIN mencapai Rp14,5 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 5,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mayoritas pembiayaan baru sekitar 58,3% berasal dari pembiayaan berjaminan untuk kendaraan roda empat, yang merupakan bisnis inti perusahaan.

Rasio pembiayaan bermasalah alias nonperforming financing (NPF) BFI Finance di bawah rata-rata industri. NPF bruto perusahaan pada September 2023 tercatat sebesar 2,02%, sementara NPF neto berada pada level 0,36%.

Portofolio produk BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan dengan agunan kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua) sebesar 65,1%, diikuti oleh pembiayaan dengan jaminan invoice alat berat dan mesin sebesar 14,3%.

Kemudian, pembiayaan dengan jaminan sertifikat rumah/ruko (property-backed financing) sebesar 4,2%, pembiayaan untuk pembelian kendaraan roda empat bekas dan baru dengan komposisi sebesar 12,8%, dan pembiayaan berbasis akad syariah dan produk lainnya yang menyumbang sebesar 3,6%.

BFI Finance juga telah menyediakan pembiayaan modal usaha untuk konsumen senilai Rp8,8 triliun, setara dengan 60,9% dari total pembiayaan baru sepanjang Januari hingga September.

Sisa pembiayaan baru digunakan untuk pembiayaan multiguna (21,3%), pembiayaan investasi bagi konsumen pelaku usaha (15,8%), dan pembiayaan syariah (2,0%).

Aset BFIN pada kuartal III-2023 tercatat sebesar Rp24,2 triliun, tumbuh 20,8% yoy dari Rp20 triliun sementara liabilitas perseroan mengalami kenaikan 28% yoy dari Rp11,4 triliun menjadi Rp14,7 triliun. Dengan demikian, BFIN membukukan ekuitas sebesar Rp9,4 triliun, naik 10% yoy dari Rp8,5 triliun.