Laba Bersih BRI Kuartal III-2023 Naik 12,47 Persen, Tembus Rp44,21 Triliun
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memperoleh kinerja luar biasa pada kuartal III-2023. Perbankan plat merah dengan kode emiten BBRI ini berhasil mencetak laba bersih konsolidasi Rp44,21 triliun.
Perbankan
JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memperoleh kinerja luar biasa pada kuartal III-2023. Perbankan plat merah dengan kode emiten BBRI ini berhasil mencetak laba bersih konsolidasi Rp44,21 triliun. Angka ini melonjak 12,47% secara tahunan dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp38,31 triliun.
Asal tahu saja, laba bersih konsolidasi merupakan total laba perusahaan yang dialokasikan ke pemegang saham induk perusahaan. Adapun untuk laba BRI only pada kuartal III-2023 melesat 4,89% menjadi Rp44,21 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp37,18 triliun.
Merujuk laporan keuangan yang dipublikasikan, peningkatan laba BRI pada kuartal III-2023 didorong oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) naik 4,86% secara tahunan menjadi Rp101.17 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp96,51 triliun.
- Mengintip Kinerja Asuransi Kredit yang Akan Dikenai Kebijakan Risk Sharing dalam Waktu Dekat
- Amran Sulaiman Kembali Isi Pos Menteri Pertanian
- Kembangkan Pelabuhan Benoa, Pelindo Wujudkan Bali Maritime Tourism Hub
Diketahui pertumbuhan terbatas dari NII dipengaruhi oleh kenaikan beban bunga BRI yang signifikan, mencapai 63,76% secara tahun dan mencapai total Rp 30,70 triliun. Di sisi lain, pendapatan bunga masih mencatat pertumbuhan sebesar 14,4% secara tahunan menjadi Rp 131,89 triliun.
Hal tersebut juga tercermin dalam penurunan margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM), yang mengalami penurunan dari 7,23% pada September 2022 menjadi 6,97% pada September 2023.
Selain dari bisnis intermediasi, pendapatan BRI juga meningkat melalui komisi, provisi, dan biaya administrasi yang berhasil mencapai Rp 15,56 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,19% secara tahunan pada September 2023. Namun, di sisi lain, beberapa pos beban operasional juga tercatat mengalami peningkatan, termasuk beban tenaga kerja dan beban lainnya.
Sebagai hasilnya, rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BRI tetap terjaga pada tingkat yang memadai, namun mengalami kecenderungan peningkatan. BOPO BRI mengalami kenaikan dari 62,59% pada September 2022 menjadi 64,77% pada September 2023.
Dengan kinerja seperti itu, BRI mencapai Return on Asset (ROA) sebesar 3,09% pada September 2023, sementara Return on Equity (ROE) mencapai 18,06%. Sebagai emiten dengan kode BBRI, bank ini memiliki rasio permodalan yang kuat, dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang menguat di tingkat 25,23%.
Di sisi lain, BRI berhasil mencapai pertumbuhan total aset sebesar Rp 1.851,96 triliun atau meningkat sebesar 9,93% secara tahunan pada kuartal III-2023. Prestasi ini terutama didorong oleh perkembangan kredit perusahaan yang terus tumbuh di atas rata-rata perbankan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit perbankan pada September 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 8,96% secara tahunan, mencapai Rp 6.803,4 triliun. Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh BRI tumbuh lebih tinggi, yaitu sebesar 12,32% secara tahunan, mencapai Rp 1.184,68 triliun dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp 1.054,72 triliun.
Sementara, dari segi kualitas, kredit bermasalah atau Non-performing Loan (NPL) menunjukkan variasi. NPL gross mengalami kenaikan menjadi 3,23% pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada pada posisi 3,14%. Namun, NPL net menunjukkan tren penurunan menjadi 0,73% dari angka sebelumnya yaitu 0,87%.
- Prospek BBCA di Tengah Kenaikan Suku Bunga Acuan BI
- Arab Saudi Umumkan Peluncuran Esports World Cup
- Nilai Bitcoin Melonjak, Waspadai Aksi Profit Taking di Kisaran Harga Ini
Lalu, dari segi penghimpunan dana, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI mencapai Rp 1.290,29 triliun hingga September 2023. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 13,21% dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 1.139,76 triliun.
Jika dibedah lebih lanjut, DPK BRI masih didominasi oleh Dana Murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang mencapai Rp 821,14 triliun, mencakup 63,64% dari total DPK pada bulan September 2023. Porsi ini mengalami penurunan relatif jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana CASA berada pada posisi 65,42%.
Jika dianalisis lebih lanjut, pertumbuhan dana murah masih didukung oleh kenaikan signifikan dari giro, sebesar 28,12% secara tahunan menjadi Rp 314,71 triliun. Meskipun demikian, kontribusi utama dari CASA, khususnya tabungan, hanya mengalami peningkatan tipis sebesar 1,27% menjadi Rp 506,43 triliun.
Sementara itu, deposito sebagai sumber dana yang lebih mahal bagi bank mencatat pertumbuhan sebesar 19,06% secara tahuna menjadi Rp 469,15 triliun. Saat ini, deposito memiliki porsi sebesar 36,36% dari total DPK BRI.
Dalam konteks likuiditas, BRI berhasil menjaga ruang dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 88,34% pada bulan September, lebih rendah dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni 88,92%.