<p>Bumi Serpong Damai. / Bsdcity.com</p>
Industri

Laba Bersih BSDE Grup Sinar Mas Terjun 98,2 Persen Jadi Rp44,04 Miliar

  • JAKARTA – Diakui atau tidak, pandemi COVID-19 memang telah menekan hampir seluruh sektor bisnis dunia, tidak terkecuali properti. Terbukti, rerata laba bersih emiten properti di kuartal III-2020 ini mengalami penurunan cukup drastis, termasuk PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naungan Grup Sinar Mas milik konglomerat mendiang Eka Tjipta Widjaja. Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, laba […]

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Diakui atau tidak, pandemi COVID-19 memang telah menekan hampir seluruh sektor bisnis dunia, tidak terkecuali properti. Terbukti, rerata laba bersih emiten properti di kuartal III-2020 ini mengalami penurunan cukup drastis, termasuk PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naungan Grup Sinar Mas milik konglomerat mendiang Eka Tjipta Widjaja.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BSDE anjlok 98,2% menjadi Rp44,04 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih perseroan masih mencapai Rp2,45 triliun.

Penurunan laba bersih ini tidak lepas dari terkoreksinya pendapatan usaha konsolidasian BSDE yang tumbang 18,18% dari Rp5,23 triliun menjadi Rp4,28 triliun. Kontribusi pendapatan terbesar masih disumbang oleh penjualan tanah bangunan sebesar Rp3,44 triliun atau setara 80,49% total pendapatan usaha.

Diikuti segmen pendapatan sewa Rp583,56 miliar atau 13,64% dari total pendapatan. Lalu segmen pengelolaan gedung dengan porsi 4,88% atau Rp208,82 miliar.

“Pandemi COVID-19 membuat perekonomian global melambat, termasuk industri properti Indonesia. Sehingga berdampak pada kinerja perusahaan-perusahaan properti,” terang Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya dalam rilis resminya, dinukil Kamis, 12 November 2020.

Aset Melesat

Kontraksi pada pendapatan ini, sambung Hermawan, memaksa perseroan melakukan langkah efesiensi. Walhasil, beban pokok penjualan BSDE pun berhasil dipangkas 15,4% dari Rp1,49 triliun menjadi Rp1,26 triliun. Pun demikian dengan beban usaha perseroan yang terpangkas 10,71% dari Rp1,89 triliun menjadi Rp1,69 triliun.

Di samping itu, BSDE juga turut melakukan strukturisasi permodalan dengan penerbitan saham baru dan obligasi global pada semester I-2020 lalu. Dana yang diperoleh, selain digunakan untuk memperkuat struktur modal, juga dialokasikan untuk pengembangan proyek dan infrastruktur,
serta cadangan dana operasional.

Dengan tambahan modal baru ini, BSDE pun berhasil membukukan peningkatan aset sebesar 11,85% dari Rp54,44 triliun menjadi Rp60,89 triliun. Dengan posisi kas dan setara kas Rp10,88 triliun.

““Dengan posisi kas dan setara kas yang mencapai Rp10,88 triliun dan rasio utang terhadap modal (gearing ratio) sebesar 20,56%, BSDE memiliki ruang yang cukup dan aman untuk melanjutkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” jelas Hermawan.

Kini, secara keseluruhan BSDE masih memiliki bank tanah yang belum dikembangkan seluas 3.817 hektare. Sedangkan BSD City sebagai proyek terbesar BSDE memiliki cadangan tanah terluas dengan total 2.121 hektare.

“Kesediaan cadangan lahan yang luas dan posisi kas dan setara kas yang mencapai Rp10,88 triliun menjadi modal utama bagi perseroan untuk mendukung keberlanjutan proyek-proyek yang telah berjalan.” tutup Hermawan.