<p>Bank BTPN. / Btpn.com</p>
Korporasi

Laba Bersih BTPN Naik 29% Jadi Rp971 Miliar, Ini Faktor Pendorongnya

  • PT Bank BTPN Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp971 miliar pada kuartal 1-2021, naik 29% year on year (yoy) dari Rp752 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Korporasi

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp971 miliar pada kuartal 1-2021, naik 29% year on year (yoy) dari Rp752 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menyatakan laba itu ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 38% yoy dari Rp1,61 triliun menjadi Rp991 miliar. Kemudian, biaya kredit juga turun 60% dari Rp411 miliar menjadi Rp164 miliar.

“Kami patut bersyukur bahwa Bank BTPN telah dapat membukukan pertumbuhan laba bersih  di tengah kondisi yang mulai membaik,” kata Ongki dalam keterangan tertulis, Rabu 28 April 2021.

Ia menjelaskan, penurunan beban bunga perseroan sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Tak hanya itu, faktor selanjutnya adalah meningkatnya saldo dan rasio current account saving account (CASA) yang berakibat pada penurunan biaya dana.

Di saat yang sama, biaya kredit pada kuartal I-2021 menurun akibat penyesuaian metode penerapan PSAK 71.

Dengan demikian, pendapatan bunga bersih turun 4% yoy dari Rp2,91 triliun ke Rp 2,79 triliun. Penurunan pendapatan bunga bersih tetap terjaga rendah seiring dengan berkurangnya beban bunga.

Penyaluran Kredit

Akan tetapi, Ongki mengakui permintaan kredit masih lesu. Akibatnya, penyaluran kredit BTPN turun 15% yoy ke posisi Rp132,68 triliun.

Selain karena masih rendahnya permintaan kredit, kondisi pandemi memicu sejumlah debitur untuk melunasi kredit mereka sebelum jatuh tempo.

Penurunan kredit juga terjadi akibat penurunan nilai portofolio kredit dalam mata uang asing, yang jika dampak dari translasi ini dikeluarkan, total kredit yang disalurkan hanya turun sebesar 12% yoy.

Kabar baiknya, rasio non performing loan NPLgross berada di level 1,42%, relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,21% pada akhir Februari 2021. 

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 2% yoy dari Rp 97,12 triliun pada akhir Maret 2020 menjadi Rp 98,93 triliun pada akhir Maret 2021. Hal ini didukung oleh meningkatnya sumber dana murah, atau CASA, dari Rp 28,03 triliun menjadi Rp 30,56 triliun.

“Dengan adanya kenaikan dana pihak ketiga, Bank BTPN dapat mengurangi jumlah borrowing untuk turut menjaga pendapatan bunga bersih,” jelasnya.

Diketahui, rasio likuiditas dan pendanaan Bank BTPN berada di tingkat yang sehat. Dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 199,70% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6% pada posisi 31 Maret 2021.

BTPN mencatat penurunan aset sebesar 12% yoy, dari Rp 199,67 triliun menjadi Rp 174,72 triliun, dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 27,5%. (LRD)