PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Korporasi

Laba Bersih Bukit Asam (PTBA) Terbang 276 Persen Jadi Rp4,77 Triliun

  • PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp19,38 triliun pada sembilan bulan pertama 2021.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan kinerja positif hingga sembilan bulan pertama 2021. Anggota holding Mining Industry Indonesia (MIND) ID) ini berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sekaligus laba bersih.

Mengutip laporan keuangan pada Senin, 25 Oktober, 2021, Bukit Asam mencatatkan pendapatan sebesar Rp19,38 triliun pada sembilan bulan pertama 2021. Jumlah ini melonjak 50,8% dari pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,85 triliun.

Beban pokok pendapatan tercatat hanya tumbuh 19,33% menjadi Rp11,13 triliun hingga kuartal III-2021. Pada periode yang sama tahun lalu, beban ini tercatat sebesar Rp9,33 triliun.

Tingginya pertumbuhan pendapatan serta pertumbuhan beban pokok yang tidak begitu tinggi membuat laba kotor PTBA terbang 133,5% menjadi Rp8,25 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari catatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,52 triliun.

Selanjutnya, Bukit Asam juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp6,32 triliun pada sembilan pertama 2021. Jumlah ini meroket 245% dari catatan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,83 triliun.

Pada bottom line, PTBA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp4,77 triliun atau Rp426 per saham. Jumlah ini meningkat 276% dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,73 triliun atau Rp155 per saham.

Total aset PTBA tercatat sebesar Rp32,19 triliun pada sembilan bulan pertama 2021, meningkat 33,79% dari posisi aset pada akhir 2020 sebesar Rp24,06 triliun. Aset lancar meningkat menjadi Rp14,88 triliun dari sebelumnya Rp8,36 triliun dan aset tidak lancar meningkat menjadi Rp17,31 triliun dari sebelumnya Rp15,69 triliun.

Liabilitas tercatat sebesar Rp11,17 triliun, meningkat 56,88% dari posisi akhir 2020 yang sebesar Rp7,12 triliun. Liabilitas jangka pendek meningkat jadi Rp6,37 triliun dari sebelumnya Rp3,87 triliun dan liabilitas jangka panjang meningkat jadi Rp4,79 triliun dari sebelumnya Rp3,25 triliun.

Terakhir, ekuitas meningkat 24% menjadi Rp21,02 triliun pada sembilan bulan pertama 2021. Pada akhir 2020, ekuitas tercatat sebesar Rp16,94 triliun. Saldo laba belum dicadangkan meningkat jadi Rp5 triliun dari sebelumnya Rp1,79 triliun.