Gedung Bank CIMB Niaga di kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Perbankan

Laba Bersih CIMB Niaga (BNGA) Naik 28 Persen, Sentuh Rp6,47 Triliun

  • Bank ini berhasil meningkatkan penyaluran kredit sebesar 8,5% YoY, mencapai total Rp 213,4 triliun. Kontribusi terbesar pada pertumbuhan kredit masih berasal dari sektor kredit korporasi yang mencapai Rp83,4 triliun.
Perbankan
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)  berhasil mencatatkan kinerja  mengesankan pada  2023 dengan mencapai laba bersih sebesar Rp6,47 triliun. 

Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 28,42% secara tahunan (year-on-year/yoy), sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang berhasil dijalankan oleh CIMB Niaga selama periode tersebut, yang mana bank ini berhasil meningkatkan penyaluran kredit sebesar 8,5% YoY, mencapai total Rp 213,4 triliun.

Kontribusi terbesar pada pertumbuhan kredit masih berasal dari sektor kredit korporasi yang mencapai Rp83,4 triliun. 

Segmen ini juga mencatat pertumbuhan  signifikan sebesar 11,7% yoy. Sementara itu, pertumbuhan kredit tertinggi tercatat pada segmen syariah yang mencapai 17%, dengan total pembiayaan mencapai Rp55,2 triliun.

Di sisi lain, kredit konsumer menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dengan kenaikan hanya sebesar 6,9% yoy, mencapai total Rp 71,8 triliun. Meskipun kredit tumbuh, pendapatan bunga bersih bank ini justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,92% yoy, mencapai Rp13,35 triliun.

Pengaruh dari era suku bunga tinggi tampaknya mempengaruhi beban bunga yang harus ditanggung oleh bank. Terlihat dari kenaikan beban bunga sebesar 58,79% yoy, mencapai Rp13,35 triliun. 

Meski demikian, pada periode yang sama, CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) menjadi 63,9%, sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 63,6%. Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga tumbuh 3,8% yoy, mencapai total Rp235,9 triliun.

Salah satu pendorong pertumbuhan laba yang signifikan pada periode tersebut nampaknya berasal dari kenaikan pendapatan berbasis komisi. 

Pendapatan tersebut meningkat sebesar 30,7%, mencapai Rp3,15 triliun. Ini menunjukkan diversifikasi pendapatan yang baik oleh bank, yang dapat memberikan perlindungan terhadap volatilitas pendapatan bunga dalam kondisi suku bunga yang tinggi.

Dari sisi kualitas kredit, CIMB Niaga berhasil menurunkan rasio Nonperforming Loan (NPL) Gross menjadi 2% dari 2,8% yang tercatat pada akhir.