<p>Gerbang Tol Bekasi Barat/ truckmagz.com</p>
Industri

Laba Bersih Jasa Marga Rontok

  • JAKARTA-Emiten pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) mencatat penurunan laba bersih mencapai 90% (year-on-year/yoy) pada semeseter I-2020. Merosotnya laba bersih ini disebut karena peseroan mengalami penurunan pendapatan yang diringi dengan meningkatnya beban usaha. Menurut laporan keuangan perseroan, pada periode tersebut emiten bersandi saham JSMR itu hanya mengantongi laba bersih sebesar Rp105,73 miliar […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA-Emiten pengelola jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) mencatat penurunan laba bersih mencapai 90% (year-on-year/yoy) pada semeseter I-2020. Merosotnya laba bersih ini disebut karena peseroan mengalami penurunan pendapatan yang diringi dengan meningkatnya beban usaha.

Menurut laporan keuangan perseroan, pada periode tersebut emiten bersandi saham JSMR itu hanya mengantongi laba bersih sebesar Rp105,73 miliar turun drastis dibandingkan dengan semester I-2019 sebesar Rp1,05 triliun.

Merosotnya laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik induk tersebut membuat laba per saham ikut turun menjadi sebesar Rp14,57 per Juni 2020 dari yang semula sebesar Rp146,02 per Juni 2019.

Secara keseluruhan, emiten pengelola jalan tol itu meraup total pendapatan sebesar Rp6,77 triliun atau turun 51% secara tahunan. Kemudian pendapatan dari tarif tol turun 17,5% menjadi Rp3,91 triliun.

Sekertaris Perusahaan Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan imbauan work from home (WFH) mengakibatkan penurunan volume lalu lintas harian maupun pendapatan tol perseroan.

“Pendapatan tol perseroan menjadi sebesar Rp3,9 triliun atau turun sebesar 17,5 persen dari semester I-2019. Seiring dengan hal tersebut, EBITDA Perseroan pada semester I-2020 ini tercatat sebesar Rp2,6 triliun, turun 23 persen dibandingkan semester I-2019,” jelasnya dalam keterangan resmi, kamis, 30 Juli 2020.

Di sisi lain, beban keuangan juga turut berkontribusi dari menurunanya kinerja perusahaan. Jumlah beban keuangan neto mencapai Rp1,62 triliun atau meningkat 48% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Terlebih, emiten ini juga mencatat lonjakan utang perbankan. Per Juni 2020, total utang bank yang masuk dalam pos liabilitas jangka panjang mencapai Rp42,20 triliun atau meningkat 64%. Total liabilitas perseroan tercatat pada Juni 2020 sebesar Rp78,59 triliun naik tipis 2,74% yoy.

Kendati demikian, total Aset perseroan tercatat sebesar Rp102,7 triliun. Jumlah ini tumbuh 3% dibandingkan semester I-2019 seiring dengan peningkatan progres penyelesaian jalan tol baru milik perseroan.

Agus menambahkan pendapatan usaha non tol perseroan pun naik tipis 4,1% yoy. Pada enam bulan pertama tahun ini perseroan meraup pendapatan pada segmen itu sebesar Rp433,3 miliar.

Dia juga menyebutkan dengan adanya pelonggaran PSBB membuat perseroan bisa sedikit bernafas. Dimana penurunan realisasi pendapatan tol perseroan berkurang, dari yang semula turun sekitar 50% pada Mei 2020 menjadi turun sekitar 20% pada Juni 2020 jika dibandingkan dengan kondisi normal.