Laba Bersih Melonjak 64,7 Persen, Target Saham BBRI Dikerek hingga Rp6.100
- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo menyatakan bahwa pencapaian perseroan tahun lalu berada di atas estimasi yang mencapai 97,1% dan konsesus 104%.
Pasar Modal
JAKARTA – Emiten perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp51,2 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut melonjak 64,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo menyatakan bahwa pencapaian perseroan tahun lalu berada di atas estimasi yang mencapai 97,1% dan konsesus 104%.
Handiman menilai pertumbuhan bottom line yang kuat tersebut didukung oleh pendapatan bersih yang meningkat 9,2% yoy dan pendapatan non-bunga yang naik hingga 16,7% yoy. DI samping itu, perseroan berhasil menekan beban provisi hingga 23,5% yoy.
“Kredit tumbuh sebesar 9,2 persen yoy, didorong oleh segmen mikro dan konsumer masing-masing naik 13,9 persen dan 11,5 persen secara tahunan,” tulis dia melalui riset yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 9 Februari 2023.
- Apa Itu Efek Mandela?
- Baru IPO, Pelita Teknologi Global (CHIP) Pede Bakal Bagi Dividen Tahun Ini
- Oversubscribe! Pan Brothers Sukses Eksekusi Rights Issue Rp750,19 Miliar di Tengah Votalitas Pergerakan Saham PBRX
Sementara, tingkat non-performing loan (NPL) BBRI membaik 3,1% pada tahun 2021 menjadi 2,8% di tahun 2022. Kondisi ini menujukkan erbaikan paling lambat di antara empat bank besar.
Bagi Handiman, perseroan kembali akan meningkatkan pertumbuhan kredit pada 2023. Alasannya karena dicabutnya pembatas mobilitas di Tanah Air. Peralihan kredit dari KUR bersubsidi ke pinjaman Kupedes komersial juga dinilai berpotensi mengerek imbal hasil (yield) kredit.
Berdasarkan analisis tersebut, Mirae Asset mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp6.100, berdasarkan target P/B FY2023F sebesar 2,5 kali. Pertumbuhan kinerja berkelanjutan di tahun 2023 dan yield dividen yang menarik sekitar 6% pada bulan depan adalah katalis utama.