Laba Bersih MNC Bank Internasional (BABP) Milik Hary Tanoe Rontok 6,7 Persen Jadi Rp4,78 Miliar pada Semester I-2021
- JAKARTA – PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) membukukan penurunan kinerja pada semester I-2021. Emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo itu mengalami penu
Korporasi
JAKARTA – PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) membukukan penurunan kinerja pada semester I-2021. Emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo itu mengalami penurunan laba bersih 6,7% year on year (yoy) dari Rp5,13 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp4,78 miliar pada semester I-2021.
Penurunan kinerja ini dipantik oleh merosotnya pendapatan bunga BABP hingga 6,8% yoy. Jumlah pendapatan bunga BABP menukik dari Rp500,04 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp465,86 miliar pada semester I-2021.
Realisasi ini ikut membuat laba per saham (Earning Per Share/EPS) BABP ikut turun menjadi Rp0,19 dari sebelumnya Rp0,22 per lembar. Kendati demikian, total ekuitas BABP berhasil merangkak naik dari Rp1,55 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp1,53 triliun pada semester I-2021.
- Pidato Kenegaraan Jokowi: Target Investasi Rp900 Triliun pada Akhir 2021 Diharap Dapat Tercapai
- Maybank Donasikan Alkes untuk Pasien Covid-19 dan Nakes
- Bidik Dana Segar Rp4,5 Triliun dari Rights Issue, Modal Inti MNC Bank Internasional Melejit Jadi Rp6,05 Triliun
Dari segi intermediasi bank, BABP tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp7,69 triliun atau naik 8,10% dibandingkan posisi akhir 2020 yang sebesar Rp7,12 triliun. Dari jumlah tersebut, rasio kredit bermasalah (Non performing loan/NPL) gross BABP parkir di level 4,48%.
NPL gross BABP diketahui telah menurun dibandingkan semester I-2020 yang sempat menyentuh 5,53%. Meski begitu, capaian NPL Gross BABP masih bertengger di atas rata-rata industri yang sebesar 3,24%.
Kondisi ini diperburuk dengan Net Interest Margin (NIM) BABP yang merosot menjadi 3,74% dari posisi sebelumnya di semester I-2020 sebesar 4,79%. Sementara itu, Return on Asset (ROA) BABP juga semakin turun dari 0,13% pada semester I-2020 menjadi 0,11% pada semester I-2021.
Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BABP pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp9,93 triliun Capaian itu telah mengalami kenaikan sebesar Rp728 miliar dibandingkan posisi akhir 2020 yang sebesar Rp9,20 triliun.
Secara keseluruhan, BABP memiliki aset sebesar Rp12,15 triliun atau naik dibandingkan akhir 2020 yang sebesar Rp11,65 triliun. Di sisi lain, akumulasi liabilitas BABP merangkak naik dari Rp10,10 triliun pada akhir 2020 menjadi Ro10,61 triliun pada semester I-2021.
Genjot Digitalisasi
Meski kinerjanya mengalami tekanan, BABP rupanya telah menyiapkan strategi perbaikan dengan fokus menggarap layanan keuangan digital. BABP diketahui tengah mengembangkan platform layanan jasa keuangan terintegrasi bernama MotionBanking.
Dalam mengembangkan platform itu, BABP harus merogoh kocek tambahan. Caranya, BABP akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) VII melalui skema rights issue.
BABP akan melepas 14,23 miliar saham baru atau setara 33,33% dari modal ditempatkan dari disetor perseroan usai aksi korporasi tersebut rampung dilaksanakan.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, harga pelaksanaan rights issue ini berada di kisaran Rp280-Rp320 per lembar. Nominal ini lebih rendah dibandingkan harga saham BABP di bursa sebesar Rp432 per lembar pada Senin, 16 Agutsus 2021.
Bila mengacu rentang harga pelaksanaan right issue, BABP bisa meraup dana segar Rp3,9 triliun-Rp4,55 triliun. Secara langsung, ekuitas emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo itu melesat Rp1,5 triliun menjadi Rp6,75 triliun.
Aksi korporasi ini bakal dilakukan pada 9 September 2021. Pemegang saham yang tidak mengambil haknya berpotensi mengalami dilusi paling banyak sebesar 33,33%.
“MNC Bank memiliki ekosistem digita terkuat. Maka, semua Target BABP akan lebih optimal jika mendapat pendanaan yang kuat,” ucap Chief Operating Officer MNC Bank Internasional Teddy Tee, Senin, 16 Agustus 2021