<p>Suasana pelayanan nasabah di salah satu kantor cabang milik Bank Permata, di Jakarta. Foto; Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Perbankan

Laba Bersih Permata Bank Turun 4,5 Persen jadi Rp2,14 Triliun pada Kuartal III-2023

  • Kenaikan pendapatan bunga Permata Bank diikuti oleh pertumbuhan beban bunga 69,64% menjadi Rp4,45 triliun pada kuartal III-2023.

Perbankan

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank baru saja melaporkan kinerja keuangan pada kuartal III-2023, dengan total laba bersih Rp2,14 triliun. Jumlah itu menurun 4,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak Rp2,24 triliun. 

Melansir laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebetulnya secara pendapatan bunga Permata Bank hingga September 2023 masih di angka Rp11,89 triliun. Jumlah itu, bahkan naik 27,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,29 triliun. 

Akan tetapi, kenaikan pendapatan bunga Permata Bank diikuti oleh pertumbuhan beban bunga 69,64% menjadi Rp4,45 triliun pada kuartal III-2023. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu hanya sebesar Rp2,62 triliun. 

Kendati beban bunga naik, pendapatan bunga bersih Permata Bank masih tumbuh 11,60% secara tahunan menjadi Rp7,44 triliun pada September 2023, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,66 triliun per September 2022.

Selain itu, terdapat juga penurunan sebesar 3,45% dalam fee based income, yang mencapai Rp1,24 triliun pada kuartal III-2023. Jumlah itu sedikit lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,28 triliun.

Tidak hanya itu, pendapatan lainnya juga mengalami penurunan sebesar 25,15% menjadi Rp22,62 miliar pada kuartal III/2023, dibandingkan dengan angka pada kuartal III/2022 yang sebesar Rp30,23 miliar.

Dari segi beban operasional, terdapat peningkatan sebesar 94,20% pada pos beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment, meningkat dari Rp965,2 miliar menjadi Rp1,87 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyatakan komitmen untuk terus memperkuat sektor deposito dan wealth dalam upaya menjadi mitra pilihan dalam ekosistem bagi para pelaku bisnis dan teknologi. Tujuan lainnya adalah mencapai posisi terdepan dalam NPS (Net Promoter Score) di industri perbankan.

Meliza juga menyebut penyaluran kredit Permata Bank selama sembilan bulan pertama 2023 mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,4% secara tahunan, mencapai Rp138,9 triliun. Mayoritas pertumbuhan ini berasal dari kredit pinjaman korporasi dan pembiayaan bersama (joint financing).

“Rasio Loan to Deposit (LDR) membaik menjadi 75,6% di September 2023 dibandingkan 68,9% pada Desember 2022 sejalan dengan inisiatif untuk melakukan optimalisasi neraca bank,” kata Meliza dalam keterangan tertulisnya dikutip pada Rabu, 01 November 2023. 

Meliza memaparkan bahwa rasio Gross Non-Performing Loans (NPL) dan Loan at Risk (LAR) oleh Permata Bank pada bulan September 2023 yang tetap terjaga di tingkat masing-masing 2,9% dan 9,5%, menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan tingkat 3,1% dan 11,8% tahun sebelumnya.

Bahkan, Permata Bank terus mempertahankan cadangan yang cukup atas potensi penurunan risiko kredit dengan pendekatan konservatif. Hal ini tercermin melalui rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage yang masing-masing berada di tingkat 285,7% dan 86,7%.

“Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset,” ucapnya.

Alhasil, Permata Bank berhasil mencatatkan rasio Cost to Income (CIR) pada tingkat 49,2% pada bulan September 2023. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 53,1%.

Dalam hal pendanaan, Permata Bank berhasil mengumpulkan total simpanan nasabah sebesar Rp181,84 triliun, mengalami kenaikan sebesar 12,6% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp161,51 triliun. 

Meliza mengatakan, dari jumlah tersebut, porsi dana murah atau current accounts savings accounts (CASA) yang dikumpulkan Permata Bank berhasil mencapai tingkat 55,9% dengan nilai sebesar Rp101,63 triliun.

Terakhir, dari segi permodalan, Permata Bank menjadi salah satu yang paling kokoh di antara 10 besar bank komersial di Indonesia dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) dan CET-1 (Common Equity Tier 1) sebesar 39,4% dan 29,9%.