Resmi Melantai di BEI, Saham Pertamina Geothermal (PGEO)
Korporasi

Laba Bersih Pertamina Geothermal Naik 28,47 Persen jadi Rp2,52 T

  • Peningkatan laba bersih Pertamina Geothermal (PGEO) ini terkerek oleh pendapatan sepanjang 2023 yang mencapai angka Rp6,29 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sukses mencatat kinerja positif sepanjang 2023 dengan perolehan laba bersih US%163,59 juta atau setara RP2,52 triliun. (Kurs Jisdor Rp15.493 per 29 Desember 2023). 

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 1 Februari 2024, laba bersih yang diatribusikan PGEO ke entitas induk ini naik 28,47% secara tahunan dibandingkan perolehan pada tahun sebelumnya, yakni US$127,34 juta atau setara Rp1,9 triliun.

Peningkatan laba bersih anak usaha PT Pertamina (Persero) ini terkerek oleh pendapatan sepanjang 2023 yang mencapai angka S$406,28 juta atau setara Rp6,29 triliun. Jumlah tersebut, naik 5,24 % secara tahunan daripada tahun buku 2022, yakni senilai US$386,06 juta. 

Perolehan pendapatan emiten bersandikan PGEO ini secara signifikan berasal dari penjualan uap dan listrik kepada pihak terkait, khususnya PT Indonesia Power, dengan nilai mencapai US$67,23 juta dari sumur Kamojang.

Setelah itu, pendapatan PGEO juga berasal dari penjualan kepada PLN yang berasal dari 5 sumur, yaitu Ulubelu, Lahendonh, Kamojang, Lumut Balai, dan Karaha, dengan total mencapai US$313,22 juta. Selanjutnya, terdapat produksi insentif dari pihak ketiga sebesar US$19,79 juta.

Seiring dengan pertumbuhan pendapatan, terdapat kenaikan sebesar 3,33% pada beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO, mencapai US$178,97 juta dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$173,20,40 juta. 

Meskipun demikian, laba bruto perusahaan tetap tinggi, mencapai US$227,21 juta atau setara dengan Rp3,52 triliun, menunjukkan peningkatan sebesar 6,79% dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebelumnya tercatat sebesar US$212,86 juta.

Sementara itu, pada akhir periode, kas dan setara kas mencapai US$677,71 juta, mengalami kenaikan sebesar 158,37% dibandingkan dengan periode Desember tahun sebelumnya yang sebesar US$262,30 juta.

Berdasarkan neraca, total aset PGEO mengalami pertumbuhan menjadi US$2,96 miliar hingga 31 Desember 2023, dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022 yang mencapai US$2,47 miliar. 

Dari sisi liabilitas perusahaan, mengalami penurunan menjadi US$992,88 juta dibandingkan dengan akhir 2022 yang sebesar US$1,21 miliar. Sedangkan ekuitas PGEO meningkat menjadi US$1,97 miliar dibandingkan dengan Desember 2022 yang mencapai US$1,25 miliar.Top of Form

Jadi Perusahaan Berkelas

Sebelumnya, PGEO tengah menyiapkan Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Option Program/MESOP) tahap I senilai Rp 163,3 miliar. 

Diperkirakan jumlah hak opsi yang akan dilaksanakan dalam program MESOP tahap I ini mencapai 252.159.200 saham, dengan nilai nominal Rp648 per saham. 

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengungkapkan hal tersebut bertujuan menjadikan PGEO menjadi perusahaan berkelas dunia yang ramah lingkungan, diperlukan kerjasama dari semua pihak, termasuk karyawan.

Setelah melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO) tahun lalu, Julfi menyatakan bahwa PGEO telah mengalokasikan 1,50% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Sejumlah 630.398.000 saham disediakan untuk program opsi pembelian saham bagi manajemen dan karyawan perusahaan.

“Program MESOP menjadi salah satu bentuk komitmen perseroan untuk meningkatkan rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan, sehingga bersama kita dapat mencapai kinerja perseroan terbaik secara berkelanjutan,” kata Julfi pada Selasa, 27 Februari 2024.

Sejauh ini, upaya perusahaan untuk memperkuat modal berasal dari penawaran saham perdana dengan harga Rp875 per saham, menghasilkan pendanaan sebesar Rp9,05 triliun. Selain itu, PGEO juga meluncurkan green bond di pasar global, yang berhasil mengumpulkan US$400 juta pada 27 April 2023.

Tidak hanya itu, green bond PGEO tersebut juga mencatatkan prestasi sebagai bond premium di pasar sekunder, yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST), bursa efek di Singapura.