Laba Bersih PGN Kuartal I-2020 Merosot 26,6% Jadi Rp781,9 Miliar
Emiten gas bumi pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 26,6% pada kuartal I-2020 menjadi US$47,77 juta setara Rp781,9 miliar (kurs Rp16.367 per dolar Amerika Serikat) dari periode yang sama pada 2019 sebesar US$65,09 juta.
Industri
Emiten gas bumi pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 26,6% pada kuartal I-2020 menjadi US$47,77 juta setara Rp781,9 miliar (kurs Rp16.367 per dolar Amerika Serikat) dari periode yang sama pada 2019 sebesar US$65,09 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat, 1 Mei 2020, perusahaan berkode saham PGAS ini pada periode tersebut meraup pendapatan sebesar US$873 juta setara Rp14,28 triliun. Jumlah tersebut turun tipis 0,27% dari perolehan pendapatan tahun sebelumnya US$876,24 juta.
Saat bersamaan, beban pokok pendapatan juga turun tipis 0,72% menjadi US$586,75 juta dari yang tahun sebelumnya sebesar US$591,05 juta. Setelah diakumulasikan, laba kotor perseroan tercatat sebesar US$287,05 juta naik 0,65% dari US$285,18 juta.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurunnya kinerja PGN terjadi lantaran peningkatan sejumlah akun beban, antara lain beban umum dan administrasi naik 8,18% dari US$40,69 menjadi US$44,02 juta. Kemudian, beban lain-lain meningkat 21,04% yakni sebesar US$12,54 juta. Sedangkan periode sebelumnya hanya US$10,36 juta.
Sementara, beban distribusi dan transmisi menurun 4,9% dari US$79,02 juta menjadi US$75,14 juta. Namun, perseroan juga berhasil meraih lonjakan pendapatan lain-lain yakni sebesar US$16,84 juta. Angka ini meningkat hingga 127,2% dari perolehan di tahun sebelumnya yaitu US$7,41 juta.
Kemudian, beban keuangan juga berhasil ditekan 17,16%, jumlahnya menjadi US$37,62 juta. Sedangkan di periode yang sama pada 2019, beban keuangan tercatat sebesar US$44,91 juta. Meski demikian, capaian itu belum mampu mendukung perseroan untuk membukukan kenaikan laba bersihnya.
Kinerja perseroan semakin tertekan akibat melonjaknya kerugian pada selisih kurs yaitu sebesar US$63,21 juta naik pesat hingga 172,45% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar US$23,2 juta.
Sebelumnya, per 31 Maret 2019 perusahaan gas bumi ini mengantongi laba perubahan nilai wajar derivatif sebesar US$45.106. Sedangkan pada kuartal I-2020, perseroan tidak mendapatkan sumbangan penghasilan dari akun tersebut.
Terlebih, laba dari ventura bersama ikut menyusut dari US$18,38 juta pada kuartal I-2019 menjadi US$13,19 juta di periode yang sama pada 2020. Sehingga menurunnya kinerja perseroan membuat laba bersih pada periode tersebut merosot 26,6%.
Per 31 Maret 2020, total aset perseroan tercatat sebesar US$7,93 miliar atau naik tipis 7,59% dari periode yang sama pada 2019 yakni US$7,37 miliar. Di sisi lain, total liabilitasnya juga meningkat 12,59% menjadi US$4,65 miliar dari yang semula sebesar US$4,13 miliar.
Di sisi ekuitas, jumlah modal perseroan naik tipis 1,54% yakni sebesar US$3,28 miliar. Sementara pada kuartal I-2019 tercatat sebesar US$3,23 miliar.
Pada perdagangan Kamis, 30 April 2020, saham PGAS ditutup melonjak 8,23% sebesar 65 poin ke level Rp855 per lembar. Kapitalisasi pasar saham PGAS mencapai Rp20,72 triliun dengan imbal hasil negatif 60,83% dalam setahun terakhir. (SKO)