Laba Bersih PGN (PGAS) Susut 27 Persen pada Kuartal I-2023, Ini Penyebabnya
- Per-kuartal I-2023, PGN mencatat laba bersih sebesar US$86,03 juta atau setara dengan Rp1,26 triliun dalam asumsi kurs Rp14.706 per-dolar Amerika Serikat (AS).
Korporasi
JAKARTA - Laba bersih yang dibukukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN/PGAS) mengalami penurunan 27% secara year-on-year (yoy) karena beberapa variabel pada kinerja keuangan perseroan.
Per kuartal I-2023, PGN mencatat laba bersih sebesar US$86,03 juta atau setara dengan Rp1,26 triliun dalam asumsi kurs Rp14.706 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada kuartal pertama tahun sebelumnya, Subholding Gas Pertamina ini meraup laba bersih sebesar US$118,54 juta (Rp1,74 triliun).
- Waskita Beton Precast Bukukan Laba Rp16 Miliar hingga Kuartal I-2023
- Kemenkes Tambah Jenis Vaksin Booster untuk Antisipasi Sub Varian Baru, Ini Daftarnya
- Modalku Finance: Pembiayaan Tahun 2022 Capai 98 Persen dari Target
Sebenarnya, PGN pada kuartal I-2023 meraih pendapatan yang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, PGN mencatat pendapatan sebesar US$933,74 juta (Rp13,73 triliun), lebih tinggi 11,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$836,91 juta (Rp12,37 triliun).
Akan tetapi, kenaikan pendapatan terjadi seiring dengan terkereknya beban pokok pendapatan sebesar 17,6% dari US$650,83 juta (Rp9,57 triliun) menjadi US$756,9 juta (Rp11,13 triliun).
Dengan kenaikan beban pokok pendapatan tersebut, laba bruto perseroan pun tercatat di angka US$176,84 juta (Rp2,6 triliun), lebih rendah 4,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$186,08 juta (Rp2,73 triliun).
Pendapatan lain-lain perseroan anjlok 60,2% dari US$9,32 juta (Rp137,06 miliar) menjadi US$3,71 juta (Rp54,56 miliar).
Sementara itu, beban umum dan administrasi naik 6,25% menjadi US$39,26 juta (Rp577,35 miliar) dari US$36,95 juta (Rp543,38 miliar), sedangkan beban lain-lain menurun 51,2% dari US$4,16 juta (Rp61,17 juta) menjadi US$2,03 juta (Rp29,85 miliar).
Dengan begitu, laba operasi PGN tercatat di angka US$139,26 juta (Rp2,04 triliun), menurun 9,74% yoy dari US$154,29 juta (Rp2,26 triliun).
Kemudian, bagian laba dari ventura bersama pun mengalami penurunan 23,12% dari US$29,15 juta (Rp428,68 miliar) menjadi US$22,41 juta (Rp329,56 miliar).
Pendapatan keuangan PGN meroket 95,3% dari US$5,53 juta (Rp81,32 miliar) menjadi US$10,8 juta (Rp158,82 miliar).
Akan tetapi, laba selisih kurs perseroan anjlok 75,9% yoy dari US$13,44 juta (Rp197,64 miliar) menjadi US$3,23 juta (Rp47,5 miliar) sementara beban keuangan menurun 20,1% yoy dari US$34,33 juta (Rp504,85 miliar) ke US$27,4 juta (Rp402,94 miliar).
Dengan perkembangan tersebut, laba sebelum pajak penghasilan PGN menurun 11,7% yoy dari US$168,09 juta (Rp2,47 triliun) ke US$148,31 juta (Rp2,18 triliun).
- 9 Daerah dengan Suhu Terpanas di Indonesia pada April 2023
- Anaknya Dilamar Kekasih, Hary Tanoe Bakal Jadi Besan Keluarga Konglomerat Tjiptodiharjo
- Murah dan Sehat, Tempe jadi Hidangan Tradisional Terbaik Dunia Urutan 4 Versi Taste Atlas
Total aset PGN pada kuartal I-2023 tercatat sebesar US$7,35 miliar (Rp108,09 triliun), meningkat 2,2% dari US$7,19 miliar (Rp105,73 triliun).
Sementara itu, liabilitas PGN meningkat 0,8% dari US$3,75 miliar (Rp55,14 triliun) menjadi US$3,78 miliar (Rp55,58 triliun) sehingga ekuitas perseroan berada di angka US$3,56 miliar (Rp52,35 triliun), meningkat 3,4% dari US$3,44 miliar (Rp50,58 triliun).