Laba Bersih Summarecon Ambrol Hingga 93,15%
JAKARTA-Kinerja emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) ambrol pada semester I-2020. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp10,2 miliar merosot hingga 93,15% (year-on-year/YoY). Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Selasa, 4 Agustus 2020, laba bersih perseroan pada semeseter I-2019 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan tahun ini, nilainya sebesar Rp149,01 miliar. Selama enam bulan pertama tahun […]
Industri
JAKARTA-Kinerja emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) ambrol pada semester I-2020. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp10,2 miliar merosot hingga 93,15% (year-on-year/YoY).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi Selasa, 4 Agustus 2020, laba bersih perseroan pada semeseter I-2019 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan tahun ini, nilainya sebesar Rp149,01 miliar.
Selama enam bulan pertama tahun 2020, emiten properti itu mengantongi pendapatan sebesar Rp2,18 triliun turun 18,35% dibandingkan semester I-2019 sebesar Rp2,67 triliun. Beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp1,24 triliun, alhasil menyurutkan laba kotor perseroan sebesar Rp939,18 miliar turun 27,06% (YoY).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Penurunan pendapatan terjadi pada semua segmen bisnis emiten bersandi saham SMRA itu. Di mana, pendapatan dengan porsi terbesar yakni segmen pengembangan properti turun 5,66% (yoy) dari Rp1,59 triliun menjadi Rp1,5 triliun di semester I-2020.
Penurunan pada segmen ini didukung oleh merosotnya penjualan rumah dari sebesar Rp1,01 triliun menjadi Rp836,29 miliar. Kemudian penjualan kapling juga turun dari Rp134,13 miliar menjadi Rp17,42 miliar.
Tak hanya segmen pengembangan properti, segmen pendapatan lainnya juga ikut menurun. Seperti segmen properti investasi yang menurun hingga 43,29% dari yang semula sebesar Rp761,03 miliar menjadi Rp431,54 miliar.
Penurunan di segmen properti investasi terjadi lantaran pendapatan mal dan ritel pihak berelasi terjun hingga 67,31% (YoY) dari yang semula sebesar Rp24,66 miliar menjadi Rp8,06 miliar. Kemudian pendapatan mal dan ritel pihak ketiga juga turun dari Rp698,49 miliar menjadi Rp386,08 miliar.
Segmen rekreasi dan perhotelan pun kinerjanya anjlok. Tercatat pada periode Januari-Juni tahun lalu segmen ini dapat menghasilkan Rp186,48 miliar. Sementara di periode yang sama tahun ini ambles 51,92% menjadi sebesar Rp89,66 miliar.
Pada semeseter pertama tahun ini, perusahaan properti ini pun tidak mencatat penjulan kantor. Sementara di periode tahun lalu segmen penjualan kantor dapat menghasilkan Rp41,13 miliar.
Di sisi lain, tercatat total aset perseroan pun turun pada semester pertama tahun ini yakni sebesar Rp13,05 triliun. Jumlah itu turun tipis 1,8% dari yang sebelumnya sebesar Rp13,29 triliun. Namun sebaliknya, pada sisi liabilitas mengalami peningkatan sebesar 9,4% (YoY) menjadi Rp16,4 triliun.
Peningkatan liabilitas didukung oleh bertambahnya pos-pos utang perseoran. Seperti utang bank jangka pendek dari Rp2,13 triliun menjadi Rp2,64 triliun. Kemudian, utang jangka panjang pada bank dan lembaga pembiayaan juga meningkat dari Rp3,2 trilun menjadi Rp4,5 triliun.
Sementara itu di sisi ekuitas, tercatat total ekuitas perseroan per 30 Juni 2020 sebesar Rp9,34 triliun menurun dari periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp9,45 triliun.