Laba Bersih Surya Esa Perkasa (ESSA) Anjlok 88 Persen di Kuartal I-2023
- PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan laba bersih US$3 juta atau Rp44 miliar (kurs Rp14.600) pada kuartal I-2023, anjlok 88% secara tahunan (yoy).
Nasional
JAKARTA - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan laba bersih US$3 juta atau Rp44 miliar (kurs Rp14.600) pada kuartal I-2023, anjlok 88% secara tahunan (yoy). ESSA juga mencatatkan penurunan pendapatan sekitar 45% yoy menjadi US$87,8 juta atau Rp1,2 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Sekretaris Perusahaan ESSA Shinta D.U. Siringoringo menjelaskan, pendapatan yang lebih rendah terutama disebabkan penurunan harga komoditas serta penutupan dan pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak selama 3 minggu.
"Pabrik Amoniak telah beroperasi dengan produktivitas yang optimal dan efisien setelah berhasil menyelesaikan kegiatan pemeliharaannya," ujar Shinta melalui keterangan resmi, dikutip Rabu, 3 Mei 2023.
- Jadi Teman Dekat, Pendiri Twitter Jack Dorsey Kritik Elon Musk karena Hal Ini
- Model Alliance Persoalkan Tema Met Gala 2023
- Ekspor Melonjak 77 Persen, Kimia Farma (KAEF) Raup Penjualan Rp2,3 Triliun pada Kuartal I-2023
Selain itu EBITDA tercatat US$22,5 juta atau Rp330,4 miliar, turun 67% yoy pada triwulan pertama 2023. Shinta mengungkapkan harga amoniak global melemah pada kuartal I-2023, terutama pada Maret seiring harga energi global yang kembali normal. “Sementara jumlah permintaan masih dalam pemulihan secara bertahap.”
Selanjutnya, dengan dibukanya kembali China setelah COVID-19, lanjut Shinta, membaiknya permintaan pada sektor pupuk dan Eropa tetap berada di bawah tekanan harga gas yang tinggi. “Perseroan memperkirakan harga amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat pada paruh kedua tahun ini."
Sehubungan dengan progress Proyek Blue Ammonia, ESSA dengan dukungan dari JOGMEC (Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation), Mitsubishi Corporation, Pertamina, dan LAPI ITB telah
menyelesaikan Tahap 1 studi carbon capture dan sequestration. Saat ini Tahap 2 studi kelayakan sedang berlangsung.
“Proyek ini akan menjadi tonggak penting bagi ESSA karena bertujuan untuk menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi Blue Ammonia di tahun-tahun mendatang,” pungkas Shinta.