Laba Bersih Tugu Insurance Anjlok 51 Persen walau Pendapatan Tumbuh, Ini Alasannya
- Beberapa segmen utama yang menjadi pendorong profitabilitas Tugu Insurance tahun ini antara lain segmen asuransi kebakaran dan properti, asuransi energi (terutama onshore), dan asuransi penerbangan.
IKNB
JAKARTA - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau dikenal sebagai Tugu Insurance, anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan laba bersih hingga 51% pada akhir kuartal III-2024.
Dalam periode ini, Tugu Insurance melaporkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp552 miliar. Data ini diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan per-September 2024.
Premi Bruto Meningkat hingga Rp6,9 Triliun
Laba bersih yang dicapai Tugu Insurance didukung oleh peningkatan premi bruto yang signifikan, yakni mencapai Rp6,9 triliun pada akhir September 2024 atau mengalami kenaikan sebesar 26% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
- Didepak dari LQ45, Saham GGRM Berdarah-darah
- Gurita Bisnis Keluarga Lukminto, Pemilik Sritex yang Usahanya Dinyatakan Pailit
- Pengamat: Budi Arie Gagal Lihat Problem Mendasar Koperasi
Sementara itu, pendapatan underwriting Tugu Insurance berhasil tumbuh menjadi Rp2,3 triliun, naik 17% secara tahunan. Selain pendapatan underwriting, Tugu Insurance juga mencatatkan pertumbuhan pada pendapatan investasi.
Pendapatan Usaha Lainnya Ikut Meningkat
Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, menyebutkan bahwa selain pendapatan utama dari underwriting dan investasi, pendapatan usaha lain juga menunjukkan pertumbuhan positif. Pendapatan ini mencakup jasa penyewaan properti, layanan survei, dan penjualan kendaraan yang melonjak hingga 21% menjadi Rp420 miliar.
"Dari total pendapatan Tugu Insurance, kita melihat lonjakan sebesar 16% secara tahunan hingga akhir September 2024 menjadi Rp3,2 triliun. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan Rp2,7 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan ini juga didukung oleh beban biaya yang relatif stabil," jelas Tatang melalui pernyataan tertulis, dikutip Selasa, 29 Oktober 2024.
Baca Juga: Ikatan Motor Indonesia Sambut Positif Asuransi Wajib untuk Kendaraan Bermotor
Stabilitas Beban Klaim dan Penurunan Beban Usaha
Tatang menambahkan bahwa meskipun terjadi kenaikan beban klaim neto sebesar 9% menjadi Rp1,6 triliun, Tugu Insurance berhasil menjaga stabilitas beban operasional lainnya.
Bahkan, beban usaha perseroan tercatat turun sebesar 5% secara tahunan. Total beban di luar pendapatan atau beban lain-lain mencapai Rp2,38 triliun, naik sekitar 6% dari sebelumnya Rp2,24 triliun pada tahun lalu.
Laba Usaha Inti Melonjak 57% di Triwulan Ketiga 2024
Kinerja usaha inti Tugu Insurance juga menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dengan peningkatan laba usaha inti sebesar 57% sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024. Menurut Tatang, ini adalah bukti bahwa laba yang dihasilkan perusahaan sepenuhnya bersumber dari bisnis inti yang terus membaik dan memberikan kontribusi yang signifikan.
Penyebab Turunnya Laba Bersih
Di sisi lain, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat mencapai Rp552 miliar pada akhir September 2024.
Meski jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 51% dibanding tahun lalu, Tatang menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh absennya pendapatan lain-lain dari kemenangan atas kasus hukum terhadap Citibank N.A., yang sebelumnya memberikan kontribusi substansial.
- PR Prabowo: Dua BUMN Karya Masih Sakit, Utang Menggunung
- Skandal Investree: Bikin Rugi Miliaran hingga Eks CEO Buron
- Izin Usaha Dicabut, Investree Langsung Kosongkan Kantor dan Lender Tidak Bisa Bertemu dengan Manajemen
Segmen Asuransi Kebakaran, Energi, dan Penerbangan Menjadi Andalan
Beberapa segmen utama yang menjadi pendorong profitabilitas Tugu Insurance tahun ini antara lain segmen asuransi kebakaran dan properti, asuransi energi (terutama onshore), dan asuransi penerbangan.
Ketiga segmen ini mengalami peningkatan dalam margin underwriting berkat pertumbuhan premi yang selaras dengan pengendalian beban komisi dan beban klaim. Segmen asuransi kebakaran bahkan menjadi penyumbang premi terbesar bagi Tugu Insurance sepanjang tahun ini.
Strategi Tugu Insurance untuk Pertumbuhan di Akhir Tahun
Tatang mengatakan, hingga akhir 2024, Tugu Insurance tetap berfokus pada strategi pengembangan yang mencakup pengelolaan risiko perusahaan secara efektif, optimalisasi kerja sama dengan business partner di berbagai sektor utama, serta penetrasi pasar yang agresif melalui beberapa kanal distribusi baru. Langkah ini diambil untuk memperluas jangkauan pasar dan mempertahankan pertumbuhan yang positif.
Dengan strategi tersebut, Tugu Insurance berharap dapat menjaga kinerja terbaik dan terus menunjukkan perkembangan operasional yang kuat di masa mendatang.