Laba BRIS Ungguli Bank LQ45 Lainnya, Bagaimana Prospeknya di Semester II-2024?
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memantapkan diri sebagai bank dengan pertumbuhan laba bersih tercepat pada semester I-2024, di antara bank-bank yang tergabung dalam Indeks LQ45.
Bursa Saham
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) memantapkan diri sebagai bank dengan pertumbuhan laba bersih tercepat pada semester I-2024, di antara bank-bank yang tergabung dalam Indeks LQ45. Oleh karena itu, kata Sinarmas Sekuritas, peningkatan laba ini sejalan dengan ekspektasi pasar.
Analis Sinarmas Sekuritas, Ivan Purnama Putera, menyebut BRIS sebagai bank besar dengan pertumbuhan laba bersih paling signifikan di semester pertama tahun ini. Laba yang dicapai sudah mencapai 53% dari target yang dipatok oleh Sinarmas Sekuritas.
Berdasarkan laporan keuangan BRIS, laba bersih perusahaan meningkat 20,3% menjadi Rp3,93 triliun pada semester I-2024, dibandingkan dengan Rp2,82 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini sejalan dengan lonjakan pendapatan bagi hasil yang naik dari Rp11,31 triliun menjadi Rp12,64 triliun.
- Deviden BUMN Membaik, Tetapi Masih Kalah Jauh Dibanding Swasta
- Menguat Rp5.000, Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Segini
- Pamit dari Indonesia, Saham ACES Paling Boncos di LQ45
Sebagai perbandingan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan laba sebesar Rp26,9 triliun hanya bertumbuh sebesar 11,1% pada semester I-2024. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang meraih laba terbesar di antara bank LQ45 senilai Rp29,07 triliun, hanya mencatatkan pertumbuhan laba tahunan sebesar 1,1%.
Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) masing-masing mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 5,35%, 3,38%, dan 1,9%.
Lantas Ivan menjelaskan bahwa lonjakan kinerja keuangan BRIS didukung oleh pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 16% menjadi Rp256,8 triliun pada semester I-2024, dengan segmen konsumer menjadi pendorong utama.
“Kami memperkirakan BRIS akan mencapai target pertumbuhan kinerja keuangan yang ditetapkan oleh Sinarmas tahun ini, seiring keberhasilan perseroan dalam mempertahankan kenaikan pendapatan bagi hasil yang kuat, pendapatan non bagi hasil, serta penurunan provisi,” tulis Ivan dalam riset yang dikutip pada Jumat, 6 September 2024.
Dari sisi simpanan, Ivan menyebutkan pertumbuhan pesat sebesar 17,5% didukung oleh tingginya potensi penyerapan dana dari simpanan Haji. Data manajemen menunjukkan masih ada potensi pembukaan 8-10 juta nasabah simpanan Haji.
Di sisi kualitas aset, BRIS berhasil menurunkan NPF menjadi 2% pada kuartal II-2024, lebih rendah dari perkiraan manajemen yang berada di bawah 2%. Biaya kredit juga membaik dengan penurunan sebesar 56 basis poin.
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BRIS dengan target harga Rp3.130 per saham. Target tersebut mencerminkan proyeksi PB tahun 2025 sekitar 2,8 kali. "Target harga ini menggambarkan keberhasilan perseroan dalam mempertahankan kinerja keuangan solid serta potensi besar dari simpanan Haji," tulisnya.
Sinarmas Sekuritas memperkirakan laba bersih BRIS akan meningkat menjadi Rp6,42 triliun pada tahun ini, dibandingkan dengan Rp5,70 triliun tahun lalu. Pendapatan bagi hasil juga diproyeksikan naik dari Rp23,15 triliun menjadi Rp25,90 triliun.
Sementara itu, Senior Investment Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, mengatakan bahwa pertumbuhan positif BRIS didorong oleh katalis kuat berupa peningkatan permintaan pembiayaan, yang semakin diperkuat oleh potensi penurunan BI Rate.
Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham BRIS terpantau melemah 0,38% ke level Rp2.640 per saham. Kendati begitu, sepanjang tahun ini, saham bank syariah telah melesat 51,72%.