<p>Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury bersama jajaran direksi Bank BTN. / Facebook @www.btn.co.id</p>
Industri

Laba BTN Q1-2020 Anjlok 36,7% Jadi Rp457 Miliar

  • Emiten pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., membukukan laba Rp457 miliar pada kuartal I-2020, anjlok 36,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 miliar.

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Emiten pelat merah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., membukukan laba Rp457 miliar pada kuartal I-2020, anjlok 36,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 miliar.

Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan dampak dari penyebaran COVID-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal pertama. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu, menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif di Bank BTN.

Menutup kuartal I-2020, data keuangan Bank BTN merekam perseroan menghasilkan pendapatan bunga senilai Rp6,17 triliun. Dengan kinerja tersebut, laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp870 miliar.

“Pendapatan bunga tersebut disumbang pertumbuhan kredit kami yang masih solid kendati dampak COVID-19 cukup terasa. Pencadangan, permodalan, dan likuiditas kami yang cukup tebal juga menjadi bantalan kuat di tengah kondisi seperti saat ini,” ujar Pahala dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.

Untuk tetap menjaga rasio pencadangan yang kuat, Bank BTN terus memupuk provisinya dengan mengalokasikan dari laba operasional. Per kuartal I-2020, rasio pencadangan perseroan melonjak ke level 105,66% dari 45,07% pada periode yang sama tahun lalu. Dengan alokasi untuk pencadangan tersebut, Bank BTN mencatatkan laba bersih senilai Rp457 miliar pada triwulan pertama.

Kemudian, perseroan juga mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,73% pada kuartal I-2020 atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62% di kuartal I-2019. Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali.

Pahala melanjutkan, bank tabungan spesialis kredit perumahan itu juga aktif mencari pendanaan di luar Dana Pihak Ketiga (DPK). Sehingga, Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan masih kuat di level 140,51% per 31 Maret 2020.

Sementara itu, Pahala juga memaparkan Bank BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp253,25 triliun pada akhir kuartal I-2020. Posisi tersebut tumbuh 4,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp242,13 triliun di kuartal I-2019.

Menurut Pahala, penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN yakni segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53% dari total kredit di emiten bersandi saham BBTN tersebut, mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,57% yoy dari Rp101,9 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Pada segmen KPR non-subsidi yang menempati porsi sebanyak 31,58%, terekam penyaluran kredit sebesar Rp79,99 triliun pada kuartal I-2020. Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN mencatatkan kenaikan sebesar 4,14% yoy dari Rp219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Segmen kredit non-perumahan juga mengalami kenaikan sebesar 9,05% yoy dari posisi sebesar Rp22,41 triliun pada 31 Maret 2019 menjadi Rp24,43 triliun di periode yang sama tahun ini. Kenaikan terbesar di segmen ini ditopang melesatnya penyaluran kredit korporasi sebesar 87,75% yoy menjadi Rp6,54 triliun pada 31 Maret 2020.

Di sisi lain, Bank BTN juga telah menghimpun DPK sebesar Rp221,72 triliun per kuartal I-2020 atau naik 2,73% yoy. Dengan berbagai capaian tersebut, aset BTN per kuartal I-2020 yakni senilai Rp308,19 triliun atau naik 2,27% yoy dari Rp301,35 triliun pada kuartal I-2019.

Perseroan juga mencatatkan penurunan biaya dana atau Cost of Fund (CoF) sebesar 61 bps dibanding tahun lalu. Perbaikan CoF tersebut disebabkan adanya peningkatan tabungan reguler Batara sebesar 6,8% yoy menjadi Rp18,23 triliun.

“Secara gradual, dari Januari hingga Maret 2020, cost of fund Bank BTN juga menunjukkan tren perbaikan,” ujar Pahala.

Genjot Layanan Digital

Sementara itu, BTN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terus menggenjot bisnis layanan perbankan digital atau digital banking di tengah wabah COVID-19.

“Di tengah pandemi ini, kami terus memacu bisnis digital banking perseroan. BTN sendiri sudah cukup agresif dengan melakukan beberapa launching,” kata Pahala.

BTN telah meluncurkan kembali layanan Mobile Banking BTN dengan peningkatan fitur dan penampilan yang lebih menarik.

Pengguna layanan Mobile Banking BTN pun naik menjadi lebih dari 1,2 juta akun dengan transaksi mencapai Rp2,62 triliun pada kuartal I-2020.

Bank spesialis pembiayaan perumahan itu juga meluncurkan BTN Properti Mobile sebagai inovasi untuk mengembangkan pasar KPR di segmen milenial.

Pengajuan KPR melalui BTN Properti Mobile per kuartal I-2020 juga mencapai lebih dari 9.000 unit dengan nilai sekitar Rp3,11 triliun.

Kemudian, BTN juga melakukan peningkatan (upgrade) untuk Portal Rumah Murah BTN guna memperluas kanal penjualan rumah yang kreditnya macet.

Portal BTN Properti dengan lebih dari 631.000 unit hunian juga telah mencatatkan pengajuan kredit senilai Rp356 miliar pada kuartal I-2020.

Situs tersebut juga sudah dikunjungi 152.000 pengunjung dengan penjualan mencapai Rp31,4 miliar dari total aset senilai Rp13,7 triliun.

Layanan perbankan digital membantu perseroan dalam melakukan efisiensi. Pahala menuturkan, Bank BTN sejauh ini telah melakukan efisiensi biaya overhead hingga 15% dibandingkan rencana semula. Efisiensi tersebut didukung adanya perbaikan proses bisnis.

“Kami optimistis tetap mencatatkan pertumbuhan pada kinerja bisnis kami kendati dampak dari pandemi ini masih akan membayangi ekonomi baik secara global maupun nasional,” ujar Pahala. (SKO)