<p>XL Axiata Tower / Dok. PT XL Axiata Tbk (EXCL) </p>
Industri

Laba EXCL Meroket Tembus Rp2,08 Triliun Saat Pandemi, Bos XL Axiata Bongkar Rahasianya

  • Lonjakan laba bersih XL pada kuartal ketiga tahun ini juga didorong akibat keuntungan penjualan dan sewa-balik menara. Pada pos ini, XL meraup Rp1,9 triliun dari sebelumnya hanya Rp317 miliar.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Di tengah pandemi COVID-19, laba bersih emiten penyedia layanan seluler PT XL Axiata Tbk berhasil terbang tinggi hingga lebih dari empat kali lipat. Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, emiten bersandi EXCL ini sukses membukukan laba bersih Rp2,08 triliun atau meroket 316,32% dari Rp501 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba bersih ini tidak lepas dari pendapatan perseroan yang naik 5% dari Rp18,72 triliun menjadi Rp19,66 triliun. Pendapatan data seluler menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 81,87% atau Rp16,09 triliun. Nilai ini melesat 13,35% dari sebelumnya Rp14,19 triliun pada kuartal III-2019.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan, perseroan juga berhasil meningkatkan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar 3,4% secara tahunan menjadi Rp9,9 triliun. Sedangkan secara triwulan, EBITDA perseroan tumbuh 3%.

Peningkatan trafik data dari 2.386 petabyte menjadi 3.496 atau tumbuh 47% secara tahunan menjadi salah satu penunjang kinerja perseroan. Jika dihitung per kuartal, peningkatan pada trafik data ini mencapai 4%.

“Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah total pelanggan, yaitu menjadi 56,9 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya sebanyak 55,7 juta,” tutur Dian dalam rilis resmi yang diterima TrenAsia.com, Kamis, 5 November 2020.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini / Xlaxiata.co.id
Penetrasi Pelanggan

Selain trafik data, penetrasi ponsel pintar pelanggan XL Axiata juga meningkat tipis dari 87% di kuartal sebelumnya menjadi 88%. Pun demikian dengan rerata per pelanggan yang meningkat dari Rp34.000 menjadi Rp36.000.

Dian mengungkapkan, inovasi menjadi alasan mengapa penetrasi pelanggan XL melesat tahun ini. Salah satu fitur yang diperkenalkan adalah XTRA Unlimited Turbo dan Unlimited 1 jam bagi pelanggan prabayar.

“Dan paket Edu-Pack untuk pelanggan AXIS, juga myPRIO x unlimited untuk pelanggan pascabayar prioritas,” terang Dian.

Pemanfaatan digital, mulai dari teknologi informasi, kecerdasan buatan, dan analisis data juga dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan layanan baru yang dibutuhkan setiap segmen.

Bangun Jaringan

Di luar itu, pandemi COVID-19 juga tidak menghalangi XL Axiata untuk terus membangun jaringan. Tercatat, hingga akhir September 2020, anak usaha Axiata Group asal Malaysia ini telah memiliki lebih dari 142.000 Base Transceiver Station (BTS).

Jumlah ini meningkat sekitar 10% dari jumlah BTS di periode yang sama tahun lalu. Dari total sebanyak itu, 53.055 merupakan BTS 4G.

“Sementara itu, jika dilihat dari luas cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani pelanggan di 458 kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Republik Indonesia,” kata Dian.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses fiberisasi jaringan. Fiberisasi ini bermanfaat untuk kualitas jaringan data XL di setiap area lantaran jaringan transpornya menjadi lebih besar.

Fiberisasi itu, sambung Dian, mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang sejumlah layanan data dengan kapasitas besar.

Dengan strategi itu, imbuh Dian, neraca keuangan perseroan tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara. Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp 4,8 triliun atau meningkat hingga 162% secara tahunan.

“XL Axiata saat ini juga tidak memiliki pinjaman dalam denominasi dolar Amerika Serikat, 59% di antaranya berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan,” kata dia.

Jual Menara

Lonjakan laba bersih XL pada kuartal ketiga tahun ini juga didorong akibat keuntungan penjualan dan sewa-balik menara. Pada pos ini, XL meraup Rp1,9 triliun dari sebelumnya hanya Rp317 miliar.

Memang, XL telah merampungkan penjualan 1.723 menara telekomunikasi kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tersebut telah mengambilalih 221 menara telekomunikasi tersisa milik XL Axiata.

Per 30 September 2020, saham EXCL digenggam oleh Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. sebesar 66,25%. Sisa saham EXCL digenggam oleh publik sebanyak 33,22% dan treasuri 0,53%.

Pada perdagangan Kamis, 5 November 2020, saham EXCL ditutup melejit 6,3% sebesar 125 poin ke level Rp2.110 per lembar. Kapitalisasi pasar saham EXCL sebesar Rp22,59 triliun dengan imbal hasil negatif 39,25% dalam setahun terakhir. (SKO)