Laba Grup Media Milik Konglomerat Hary Tanoe Meroket Jadi Rp1,4 Triliun
Induk usaha media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) mencatatkan lonjakan laba bersih 69,85% menjadi Rp1,4 triliun sepanjang periode 2019.
Industri
Induk usaha media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) mencatatkan lonjakan laba bersih 69,85% menjadi Rp1,4 triliun sepanjang periode 2019.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 22 April 2020, disebutkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk itu meroket tajam dari tahun sebelumnya Rp826,63 miliar.
Pendapatan yang diraup emiten bersandi saham BMTR itu mencapai Rp12,93 triliun pada 2019. Capaian itu naik 10,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp11,69 triliun.
Saat yang sama, beban langsung tumbuh 9,4% menjadi Rp6,6 triliun. Sehingga, laba kotor yang diraup perseroan naik 11,8% menjadi Rp6,3 triliun.
Perusahaan yang sebelumnya bernama Bimantara Citra ini mendapat keuntungan kurs mata uang asing senilai Rp211 miliar. Padahal, tahun sebelumnya mencatat rugi kurs Rp554 miliar.
Akhirnya, laba bersih tahun berjalan pun mencapai Rp2,31 triliun atau melesat 71,5% year-on-year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp1,35 triliun. Laba per saham juga melejit dari Rp59,7 menjadi 94,6 per lembar.
Global Mediacom adalah induk usaha media yang menaungi seluruh perusahaan media Grup MNC. Termasuk PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) yang menaungi televisi free to air (FTA) swasta RCTI, GTV, MNC TV, serta iNews. Kemudian televisi berlangganan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) dan PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY).
Sebagai informasi, Hary Tanoesoedibjo tercatat sebagai konglomerat terkaya ke-32 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Kekayaan Hary Tanoe ditaksir mencapai US$1 miliar setara Rp15,5 triliun yang berasal dari industri media, properti, jasa keuangan, dan investasi.
Pada perdagangan Rabu, 22 April 2020, saham BMTR ditutup turun 0,95% sebesar 2 poin ke level Rp208 per lembar. Kapitalisasi pasar saham BMTR mencapai Rp3,19 triliun dengan imbal hasil negatif 45,83% dalam setahun terakhir.
MNC Vision Gemilang
Sementara itu, emiten televisi berbayar anak usaha BMTR, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) mencetak kinerja cemerlang sepanjang 2019 dengan berhasil meraup laba bersih hingga Rp312,34 miliar setelah setahun sebelumnya membukukan kerugian.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di keterbukaan informasi BEI, Rabu, 22 April 2020, perusahaan berkode saham IPTV itu sempat mengalami kerugian sebesar Rp46,98 miliar pada 2018.
Namun pada tahun buku 2019, perusahaan yang tercatat di BEI sejak Juli 2019 itu menorehkan kinerja ciamik. Hal ini didukung oleh pendapatan usaha perusahaan yang naik 9,32% menjadi Rp3,52 triliun dari semula Rp3,22 triliun.
Segmen jasa satelit menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan perusahaan dengan menyumbang sebesar Rp2,52 triliun. Disusul segmen digital, IPTV, dan jasa broadband sebesar Rp930,96 miliar.
Kemudian pendapatan lain-lain menyumbang Rp1,88 miliar. Sehingga setelah diakumulasi dan dikurangi eliminasi sebesar Rp122,98 miliar, jumlah pendapatan perusahaan pada 2019 menjadi Rp3,52 triliun.
Beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp2,78 triliun sehingga menghasilkan laba kotor sebesar Rp744,85 miliar pada 2019. Jumlah itu meningkat 20,3% dari tahun sebelumnya sebesar Rp619,25 miliar.
Pada tahun itu pun, perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo yang akrab disapa HT ini berhasil menekan sejumlah pos beban, di antaranya beban penjualan turun 21,6% atau sebesar Rp48,26 miliar. Sedangkan tahun sebelumnya sebesar Rp61,53 miliar.
Kemudian, beban keuangan ikut berkurang dari Rp253,58 miliar pada 2018 turun 9,6% menjadi Rp229,29 miliar. Sementara, beban umum dan administrasi naik 14,8% menjadi sebesar Rp259,8 miliar dari semula Rp226,39 miliar.
Perseroan juga berhasil mengantongi keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp83,8 miliar, sedangkan tahun sebelumnya mengalami kerugian pada akun ini hingga Rp189,01 miliar.
Selain itu, kinerja positif ini juga disumbang dari akun keuntungan lain-lain yang berkontribusi sebesar Rp32,06 miliar. Sementara periode sebelumnya perseroan mengalami kerugian sebesar Rp1 miliar.
Sehingga, sejumlah pencapaian ini mendorong perusahaan berhasil mencatat laba bersih mencapai Rp312,34 miliar dan nilai per saham sebesar Rp10,74. Adapun, periode sebelumnya perusahaan mencatat rugi per saham Rp5,1.
Di sisi lain, per 31 Desember 2019 jumlah aset perusahaan juga meningkat 11,93% menjadi Rp10,22 triliun naik dari Rp9,13 triliun. Pada periode yang sama perusahaan berhasil menekan jumlah liabilitas menjadi Rp4,55 triliun. Angka ini turun hingga 25,5% dari periode sebelumnya yang tecatat Rp6,11 triliun.
Pada perdagangan Rabu, 22 April 2020, saham IPTV ditutup stagnan di level Rp390 per lembar. Kapitalisasi pasar saham IPTV mencapai Rp14,5 triliun. (SKO)