<p>Ilustrasi Indofood Tower di Sudirman, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Laba Indofood Kuartal III-2020 Tembus Rp3,75 Triliun, Anthoni Salim Makin Tajir

  • Induk emiten konsumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sukses meraup laba bersih kuartal III-2020 mencapai Rp3,75 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 6,27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,53 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Induk emiten konsumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) sukses meraup laba bersih kuartal III-2020 mencapai Rp3,75 triliun. Jumlah tersebut naik tipis 6,27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,53 triliun.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan, pertumbuhan laba ini diraih berkat model bisnis perusahaan yang terbukti tangguh menghadapi setiap kondisi. Buktinya, meski diterpa pandemi COVID-19, Indofood tetap konsisten meraup peningkatan pendapatan pada kuartal III tahun ini.

““Di tengah-tengah tantangan global yang terus berlanjut, ketangguhan model bisnis kami dapat menjaga konsistensi pertumbuhan dan peningkatan kinerja di periode sembilan bulan tahun 2020 ini,” ungkap Anthoni dalam rilis resmi, Senin, 30 November 2020.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan kuartal III-2020, Indofood memang sukses membukukan pertumbuhan pendapatan. Walau secara konsolidasi, pendapatan Indofood hanya naik tipis 1,61% dari Rp57,84 triliun menjadi Rp58,78 triliun.

Secara rinci, segmen produk-produk bermerek masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan perseroan dengan porsi 57,36% atau Rp33,72 trilun. Sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada segmen distribusi yang naik 9,08% dari Rp3,13 triliun menjadi Rp3,42 triliun.

Menariknya, di tengah pertumbuhan pendapatan ini, perseroan rupanya juga berhasil menekan beban pokok penjualannya sekira 2,2% dari Rp40,85 triliun menjadi hanya Rp39,95 triliun. Beban-beban yang dapat dikurangi itu antara lain, beban produksi, beban pokok produksi, dan persediaan barang jadi.

Sebab itu, kata Anthoni, perseroan pun berhasil membukukan pertumbuhan laba cukup tinggi 21% dari Rp7,15 triliun menjadi Rp7,15 triliun. Pun demikian dengan marjin laba usaha perseroan yang meningkat menjadi 14,7% dari sebelumnya 12,4%.

“Dan marjin laba bersih naik menjadi 6,4% dari 6,1%. Core profit meningkat 26% menjadi Rp4,34 triliun dari Rp3,44 triliun,” beber Anthoni.

Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim saat meresmikan gerai Indomie di Afrika. / Facebook @indomie
Milik Konglomerat

Bersamaan dengan itu, likuiditas Indofood juga berhasil ditingkatkan dengan nilai kas dan setara kas Rp14,82 triliun dari sebelumnya Rp13,75 triliun. Sementara secara total, aset perseroan meningkat nyaris dua kali lipat dari Rp96 triliun menjadi Rp161,53 triliun.

Lantas jika melihat pada pos neraca keuangannya, liabilitas Indofood senilai Rp86,26 triliun. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan dengan ekuitas perseroan yang mencapai Rp75,27 triliun.

Hingga 30 September 2020, mayoritas saham Indofood masih dikuasai First Pacific Investment Management Limited (FPIML) dengan total kepemilikan 50,07%. FPIML sendiri merupakan perusahaan publik milik Anthoni Salim yang tercatat di bursa Hong Kong.

Artinya, secara langsung ataupun tidak langsung, Anthoni Salim juga memiliki mayoritas saham di Indofood. Meski dia sendiri juga menggemgam secuil saham Indofood atau hanya 0,02%.

Diketahui, Anthoni Salim didapuk sebagai orang terkaya ke-6 di Indonesia versi Forbes 2019. Total kekayaan pria berusia 71 tahun ini ditaksir mencapai US$5,5 miliar atau setara Rp88 triliun. Pundi-pundi kekayaannya mengalir dari gurita bisnis Grup Salim, mulai dari bisnis mi instan, perbankan, hingga telekomunikasi. (SKO)