<p>Bos Adaro Energy Garibaldi Thohir bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. / Facebook @AdaroEnergy</p>
Industri

Laba Kuartal 1-2020 Adaro Energy Milik 4 Konglomerat RI Turun 17%

  • Empat konglomerat terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2019 menggenggam kepemilikan saham Adaro Energy, yakni Garibaldi Thohir (6,18%), Edwin Soeryadjaya (3,29%), Theodore Permadi Rachmat (2,54%), dan Arini Saraswaty Subianto (0,25%).

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

Emiten tambang batu bara milik empat konglomerat PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) membukukan penurunan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 17,3% menjadi US$98,17 juta pada kuartal I-2020.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan kinerja perseroan pada kuartal I-2020 merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama. Terutama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit

“Pada waktu yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, kami senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran dan menjaga posisi keuangan yang sehat,” ujarnya dalam keterangan resmi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis, 14 Mei 2020.

Per 31 Maret 2020, pendapatan usaha bersih emiten bersandi saham ADRO tersebut turun 11% year-on-year (yoy) menjadi US$750 juta. Koreksi pendapatan terjadi lantaran penurunan harga jual rata-rata batu bara sebesar 17%.

Pria yang akrab disapa Boy Thohir itu mengungkapkan, harga batu bara yang lemah ditambah oleh tekanan merosotnya permintaan akibat penurunan ekonomi global yang terdampak lockdown COVID-19. Namun, perseroan masih berhasil meningkatkan volume produksi 5% yoy menjadi 14,41 juta ton dengan volume penjualan naik 8% yoy menjadi 14,39 juta ton.

Kendati demikian, beban pokok pendapatan turun lebih tipis 5% menjadi US$552 juta akibat koreksi nisbah kupas. Demikian pula dengan pembayaran royalti yang dibayarkan kepada pemerintah juga turun 13% yoy menjadi US$80 juta lantaran koreksi pendapatan. Sehingga, laba kotor merosot 25% menjadi US$198 juta.

Adaro membukukan penurunan laba inti 19% menjadi US$136 juta. Sedangkan, EBITDA operasional terkoreksi 18% menjadi US$265 juta, dengan laba per saham dasar merosot 17% menjadi US$0,00307 per 31 Maret 2020.

Total aset Adaro mencapai US$6,92 miliar dengan kewajiban US$2,94 miliar. Total utang berbunga naik 39% menjadi US$1,9 miliar dengan utang bersih tumbuh 20% menjadi US$550 juta.

Adapun, total kas yang dimiliki perseroan melonjak 54% menjadi US$1,25 miliar. Belanja modal (capital expenditure/capex) yang dimiliki per 31 Maret merosot 47% menjadi US$56 juta.

“Adaro Energy tetap bertahan di posisi yang baik untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini dengan dukungan operasi dan posisi keuangan yang solid,” ujar Boy.

Empat konglomerat terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2019 tercatat menggenggam kepemilikan saham Adaro Energy. Keempat orang kaya itu adalah Garibaldi Thohir (6,18%), Edwin Soeryadjaya (3,29%), Theodore Permadi Rachmat (2,54%), dan Arini Saraswaty Subianto (0,25%).

Garibaldi Thohir berada di urutan 17 orang paling tajir di Indonesia dengan kekayaan US$1,6 miliar setara Rp24 triliun. Theodore Permadi Rachmat menempati urutan 18 orang terkaya di Tanah Air dengan kekayaan US$1,55 miliar setara Rp23,2 triliun.

Kemudian Edwin Soeryadjaya menempati urutan 47 taipan terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$635 juta setara Rp9,5 triliun. Sedangkan, Arini Saraswaty Subianto menempati urutan 49 dan perempuan ke-2 paling tajir se-Indonesia dengan kekayaan US$600 juta setara Rp9 triliun.

Saham mayoritas Adaro Energy digenggam oleh PT Adaro Strategic Investments sebesar 43,91%. Sisa saham digenggam oleh Christian Ariano Rachmat (0,06%), Julius Aslan (0,05%), Chia Ah Hoo (0,03%), dan publik (43,69%).

Pada perdagangan Kamis, 14 Mei 2020, saham ADRO ditutup melorot 5,5% sebesar 55 poin ke level Rp945 per lembar. Kapitalisasi pasar saham ADRO mencapai Rp30,22 triliun dengan imbal hasil negatif 20,07% dalam setahun terakhir. (SKO)