<p>Kopiko adalah permen produksi PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang sudah diekspor ke berbagai negara / Facebook @mayora.corp</p>
Industri

Laba Mayora Milik Konglomerat Jogi Atmadja Meroket 43,02 Persen Saat Corona

  • Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, produsen kopi Torabika dan Kopiko ini sukses mengantongi laba bersih Rp1,56 triliun. Jumlah itu melesat 43,02% dibandingkan dengan perolehan laba bersih kuartal III-2019 yang hanya Rp1,09 triliun.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten consumer goods milik konglomerat Jogi Hendra Atmadja, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berhasil menorehkan kinerja gemilang pada sembilan bulan pertama 2020.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2020, produsen kopi Torabika dan Kopiko ini sukses mengantongi laba bersih Rp1,56 triliun. Jumlah itu melesat 43,02% dibandingkan dengan perolehan laba bersih kuartal III-2019 yang hanya Rp1,09 triliun.

Pertumbuhan laba ini lebih disebabkan oleh upaya perseroan menekan sejumlah beban yang pada tahun lalu mengikis laba perusahaan.

Tercatat, beban usaha Mayora pada kuartal III-2020 ini tertekan 3,99% menjadi Rp3,51 triliun dari sebelumnya Rp3,37 triliun pada kuartal III-2019.

Mayora juga sekaligus berhasil membalikkan posisi penghasilan kurs mata uang asing yang tahun lalu mencatatkan rugi Rp143,89 miliar berbalik menjadi untung Rp303,93 miliar.

Sebab itu, kendati pendapatan perseroan turun tipis 2,11% dari Rp17,95 triliun menjadi Rp17,58 triliun, Mayora tetap sukses membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di PT Mayora Indah Tbk, Tangerang, Banten / Kemenperin.go.id
Biskuit Roma

Produsen biskuit Roma, yakni PT Inbisco Niagatama Semesta menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan kontribusi 53,42% atau Rp10,14 triliun. Sementara berdasarkan wilayah, pendapatan domestik masih mendominasi total 59,49% atau Rp10,46 triliun.

Dari sisi likuiditas, Mayora juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kas dan setara kas dari Rp2,98 triliun menjadi Rp3,31 triliun.

Sedang jika dilihat dari neraca keuangan, likuiditas Mayora terbilang masih sangat sehat dengan ekuitas sebesar Rp10,81 triliun dan liabilitas Rp8,19 triliun.

Mayoritas saham MYOR hingga September 2020 masih digenggam oleh PT Unita Branindo dengan total kepemilikan 32,93%. Disusul PT Mayora Dhana Utama sebesar 26,14% dan Jogi Hendra Atmadja sebanyak 25,22%. Sisanya, 15,71% saham dimiliki investor publik.

Grup Mayora dimiliki oleh konglomerat terkaya ke-10 di Indonesia versi majalah Forbes 2019, Jogi Hendra Atmadja. Pria berusia 74 tahun itu ditaksir memiliki kekayaan US$3 miliar setara Rp44 triliun.

Pada perdagangan Selasa, 27 Oktober 2020, saham MYOR terkoreksi 40 poin atau 1,68% ke ke posisi Rp2.340 per lembar dengan kapitalisasi pasar Rp52,32 triliun. (SKO)