Dari ki-ka : President Director BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan -  Director Operations Maybank Indonesia merangkap Project Director Maybank Marathon 2022 Widya Permana - Managing Director BMW Group Asia Lars Nielsen berbincang usai acara seremonial serah terima rangkaian kendaraan BMW yang akan menjadi Lead Car di Maybank Marathon 2022, Jumat 19 Agustus 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Laba Melesat, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia Berkontribusi 31 Persen ke Induk

  • Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp236 miliar pada kuartal I-2023.

Korporasi

Laila Ramdhini

JAKARTA - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mencatat laba operasional sebelum provisi naik 32,0% menjadi Rp225 miliar pada kuartal I-2023. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) UUS Syariah Maybank juga turun secara signifikan seiring dengan membaiknya kualitas aset.

Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia juga membukukan kenaikan sebesar 178,4% pada Laba Sebelum Pajak (PBT) menjadi Rp236 miliar pada kuartal I-2023.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengungkapkan laba ini berkontribusi sebesar 31% terhadap total keuntungan Maybank Indonesia pada kuartal I-2023.

"Kontribusi laba dari syariah terhadap overall bank itu 31 persen," ujar Taswin dalam public expose, dikutip Rabu, 24 Mei 2023.

Total aset Unit Usaha Syariah tumbuh 3,3% menjadi Rp39,61 triliun dari Rp38,33 triliun, menyumbang kontribusi terhadap total aset (bank saja) sebesar 26,4%.

Selain itu, pembiayaan Unit Usaha Syariah tumbuh 0,7% menjadi Rp24,74 triliun dari Rp24,56 triliun, terutama pembiayaan pada segmen UKM dan ritel.

Taswin mengungkapkan Maybank Indonesia menerapkan strategi ‘Shariah First’ dan Leverage Model dimana keduanya memiliki peran strategis dalam meningkatkan bisnis Unit Usaha Syariah.

Secara bersamaan, Maybank juga melanjutkan strategi untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah, sehingga strategi ini mendorong kenaikan pada CASA Unit Usaha Syariah sebesar 30,4% menjadi Rp15,33 triliun dari Rp11,76 triliun tahun lalu dengan rasio CASA yang meningkat menjadi 49,4% dari 40,6%.

Adapun Rasio Non-Performing Financing/NPF Unit Usaha Syariah tercatat membaik menjadi 2,7% (gross) dan 2,1% (net) pada Maret 2023, dari 4,0% (gross) dan 2,7% (net) pada Maret 2022. Demikian juga rasio Financing-to-Deposit/FDR tercatat pada tingkat yang sehat sebesar 77,3%.

Kinerja Kuartal I-2023

Maybank Indonesia meraup kenaikan Laba sebelum Pajak (PBT) sebesar 33,3% menjadi Rp750 miliar  hingga 31 Maret 2023, dari Rp562 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pencapaian ini didukung oleh peningkatan pendapatan pada komposisi aset produktif, khususnya pembiayaan segmen korporasi dan ritel yang meningkat di tengah membaiknya situasi perekonomian Indonesia.

Selain itu, bank juga membukukan kenaikan pendapatan fee, terutama dari transaksi Global Markets (GM) sehubungan dengan kembali bergairahnya pasar, menguatnya kinerja anak perusahaan, dan kualitas aset yang membaik.

Bank mencatat Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik signifikan sebesar 45,7% menjadi Rp566 miliar dari Rp388 miliar tahun lalu. Hal ini ditopak dengan meningkatnya pendapatan komposisi aset Bank sehingga Net Interest Income/NII tercatat naik 6,7% Y-o-Y dan Net Interest Margin/NIM meningkat 35 bps menjadi 5,1% Y-o-Y.

Pendapatan fee-based (Fee-based income) tercatat naik 20,7% menjadi Rp574 miliar dari Rp475 miliar tahun lalu didukung oleh pendapatan fee Global Market yang tumbuh 98,7% menjadi Rp101 miliar dari Rp51 miliar di tengah pasar yang kembali bergairah.

Selain itu, Maybank juga membukukan kenaikan pendapatan recovery fee aset (bank saja) menjadi Rp142 miliar sebagai upaya Bank dalam melakukan perbaikan aset secara intensif dalam satu tahun terakhir. Di tengah menguatnya pasar di sepanjang kuartal I-2023, BNII membukukan kenaikan pendapatan fee-based sebesar 30,6% secara kuartalan.

BNII mencatat total kredit tumbuh 7,7% pada kuartal I-2023 menjadi Rp107,22 triliun, dari Rp99,52 triliun didukung pertumbuhan kredit CFS Ritel sebesar 14,6% menjadi Rp40,10 triliun dari Rp34,98 triliun, dan kredit Global Banking yang tumbuh 11,4% menjadi Rp39,29 triliun dari Rp35,26 triliun tahun lalu.