Logo Sea Bank
Finansial

Laba Meningkat Hingga 158 Persen, Berikut Perjalanan Transformatif SEA Bank

  • Sebelumnya, SeaBank bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau BKE. BKE berdiri sejak tahun 1991. Sayangnya perusahaan mulai mengalami kemunduran. Hingga pada tahun 2020, BKE mencatat kerugian perusahaannya mencapai Rp593,37 miliar.

Finansial

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Sebagai bank digital, PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) hadir dengan membawa inovasi layanan yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi keuangan. Selama hampir tiga tahun menjadi bagian Sea Limited (NYSE: SEA), SeaBank menunjukkan pertumbuhan yang transformatif. 

Meski sempat bukukan rugi di tahun 2021, SeaBank berhasil catat kinerja positif sepanjang 2022 dan di semester I-2023. 

Sejarah SeaBank

Sebelumnya, SeaBank bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi atau BKE. BKE berdiri sejak tahun 1991. Sayangnya perusahaan mulai mengalami kemunduran. Hingga pada tahun 2020, BKE mencatat kerugian perusahaannya mencapai Rp593,37 miliar. 

Awal tahun 2021 tepatnya pada 10 Februari 2021, Sea Limited (Sea Group) induk perusahaan marketplace terkenal Shopee resmi mengakuisisi BKE. Logo dan nama perusahaan juga diubah sebagaimana disampaikan manajemen bank Seabank Indonesia kepada pemegang saham, nasabah, dan mitra bisnis BKE. 

Efektifnya perubahan itu juga sudah berdasarkan Keputusan No. KEP-12/PB.1/2021 yang diterbitkan oleh Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanggal 10 Februari 2021 tentang Penetapan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Seabank Indonesia. Sea Limited juga telah menjadi pemegang saham Bank BKE dengan kepemilikan sebanyak 87,77%. 

Mulai Akuisisi

Setelah akuisisi Sea Group dan penggantian nama menjadi SeaBank pada awal 2021, kinerja perusahaan mulai merayap naik hingga perusahaan mencatatkan kerugian perusahaan yang turun sebesar 53% menjadi Rp315,33 miliar. 

Kinerja keuangan SeaBank terus menunjukkan perbaikan, dalam laporan keuangan publikasi yang diunggah di situs resmi SeaBank Indonesia, tercatat laba sebelum pajak penghasilan hingga akhir kuartal IV 2022 menyentuh Rp59,5 miliar. 

Ini merupakan kemajuan yang pesat mengingat di tahun sebelumnya, perusahaan belum juga membukukan keuntungan. 

Sepanjang tahun 2022, perusahaan berhasil membukukan laba bersih hingga Rp269,2 miliar. Angka ini meningkat sebesar Rp582,6 miliar atau 186% year on year (yoy). 

Hingga akhir tahun 2022, jumlah kredit yang tercatat sebesar Rp15,9 triliun, meningkat Rp9,8 triliun atau 160% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp6,1 triliun. Kualitas kredit juga terus terjaga karena perusahaan menjalankan prinsip kehati-hatian sehingga rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loan berada pada level 2,03% dan net non-performing loan berada pada level 0,13% di tahun 2022. 

Kinerja positif SeaBank sejak akuisisi ini terus bertahan. Presiden Direktur SeaBank Indonesia, Sasmaya Tuhuleley mengatakan capaian SeaBank di tahun 2022 ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pertumbuhan penyaluran kredit, baik melalui ekosistem grup maupun yang tidak. 

Masih konsisten dengan pertumbuhan kinerja keuangan, hingga Juli 2023, SeaBank berhasil membukukan laba bersih setelah pajak senilai Rp132,26 miliar. Angka ini meningkat Rp8,3 miliar year on year (yoy).

Dikutip dari Antara pada Senin, 11 September 2023, Direktur Utama SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley menyebut dari sisi aset, pertumbuhan menyentuh angka “47% year on year (yoy) menjadi Rp32,78 triliun hingga Juli 2023. Dibandingkan sebelumnya senilai Rp22,32 triliun pada Juli 2022,”. 

Ia menambahkan penyaluran kredit perseroan tercatat senilai Rp15,09 triliun hingga Juli 2023 sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat senilai Rp26,00 triliun.