Laba PGAS Lampaui Ekspestasi Pasar, Bagaimana Prospek Semester II-2024?
- Laba PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada semester I-2024 berhasil melampaui ekspektasi pasar. Namun, tantangan berat diperkirakan akan dihadapi PGAS pada semester II-2024, yang dapat memengaruhi kinerja laba mereka.
Korporasi
JAKARTA - Laba PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada semester I-2024 berhasil melampaui ekspektasi pasar. Namun, tantangan berat diperkirakan akan dihadapi PGAS pada semester II-2024, yang dapat memengaruhi kinerja laba mereka.
Dalam risetnya, RHB Sekuritas mencatat, "Potensi peningkatan permintaan gas mungkin bisa dipenuhi oleh pasokan LNG, tetapi biayanya dua kali lipat lebih mahal dibandingkan gas pipa, yang dapat memperkecil margin distribusi PGN menjadi US$1,8 per mmbtu pada 2024. Sementara itu, hingga semester I, margin distribusi PGN mencapai US$1,9 per mmbtu,” jelasnya dalam riset dikutip pada Jumat, 30 Agustus 2024.
RHB Sekuritas juga menyoroti bahwa kasus Gunvor masih berpotensi menjadi hambatan bagi PGAS. "Kami memprediksi laba PGN pada 2024 akan stagnan," ungkapnya.
- BPHL XII Palu Apresiasi Kontribusi PT Banyan Tumbuh Lestari
- AKR Corporindo (AKRA) Bukukan Laba Rp1 Triliun pada Semester I-2024
- Transaksi Kripto Diprediksi Capai Rp1.000 Triliun di 2024, Inilah Faktor-faktor Pendongkraknya!
Meski begitu, volume distribusi gas PGAS diperkirakan akan meningkat 10% secara semesteran (hoh) menjadi 922 mmscfd pada semester II-2024. Meskipun ekonomi melambat, penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan Bank Indonesia (BI) dapat mendorong peningkatan produktivitas pengguna gas, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan.
Secara keseluruhan, volume distribusi gas PGAS tahun ini diperkirakan mencapai 882 mmscfd, turun 6% dibandingkan tahun lalu (yoy). Angka ini merupakan 93% dari target tahunan PGAS sebesar 954 mmscfd. Blok Corridor diperkirakan akan menyuplai sebanyak 410 mmscfd tahun ini, sementara sisanya sebesar 440 mmscfd akan berasal dari sumber lainnya.
"PGAS membutuhkan 2-3 kargo LNG untuk memenuhi permintaan gas pada 2024, yang berarti rata-rata penggunaan LNG tahun ini bisa mencapai 30,8 mmscfd," jelas RHB.
Terkait harga jual rata-rata (ASP), RHB memperkirakan bahwa dengan 55% dari gas yang didistribusikan ke pengguna khusus, PGAS menaikkan harga gas untuk pengguna non-khusus, yang meningkat 11% yoy menjadi US$9,9 per mmbtu pada semester I-2024. Hal ini mendorong ASP keseluruhan naik 6% yoy menjadi US$7,8 per mmbtu.
RHB juga memprediksi bahwa harga gas untuk pengguna non-khusus tidak akan naik lebih lanjut mengingat kondisi ekonomi yang masih lemah. Ditambah lagi, harga gas khusus sebesar US$6 per mmbtu untuk tujuh industri melemahkan prospek PGAS, meskipun volume distribusi gas berpotensi meningkat. RHB telah menyesuaikan ASP PGAS menjadi US$7,8 per mmbtu dari sebelumnya US$7,6 per mmbtu.
Dari sisi biaya, RHB merevisi biaya pembelian gas tahun ini menjadi US$6 per mmbtu dari sebelumnya US$5,9 per mmbtu, karena harga LNG diprediksi naik. Biaya LNG pada 2024 diproyeksikan meningkat 11% dibandingkan tahun 2023 yang naik 10%. Hal ini diperkirakan akan mengakibatkan margin distribusi turun menjadi US$1,8 per mmbtu.
"Untuk semester II-2024, kami memprediksi margin distribusi PGAS turun menjadi US$1,7 per mmbtu akibat lonjakan biaya," ungkap RHB.
Sementara itu, laba PGAS tahun ini diperkirakan mendatar di angka US$314 juta. Meskipun tidak ada biaya atau keuntungan satu kali pada semester I-2024, perkiraan laba 2023 sudah mencakup biaya lain sebesar US$42 juta, termasuk biaya terkait kasus Gunvor sebesar US$12 juta.