<p>Rumah Sakit Hermina / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

Laba RS Hermina (HEAL) Ambrol 68 Persen jadi Rp245,52 Miliar

  • PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal III-2022.
Korporasi
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal III-2022.

HEAL mengantongi laba bersih Rp245,52 miliar pada kuartal III-2022. Angka ini turun 68,24% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp773,14 miliar.

Hal ini sejalan dengan penurunan pendapatan HEAL sepanjang kuartal III-2022. Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, penjualan Medikaloka Hermina hingga september 2022 mencapai Rp3,59 triliun. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp4,62 triliun.

Penurunan pendapatan pengelola RS Hermina ini terjadi pada sisi obat dan perlengkapan medis yang tadinya Rp940 miliar menjadi Rp685 miliar. Disusul oleh layanan rawat inap dari sebelumnya Rp971 miliar menjadi Rp507 miliar atau turun lebih dari 47,75%.

Hal serupa juga terjadi pada layanan tindakan yang menyusut dari Rp562 miliar menjadi Rp319 miliar, kemudian layanan penunjang medis dan diagnostik turun jadi Rp262 miliar.

Setali tiga uang, penyusutan juga terjadi pada administrasi dan lainnya menjadi Rp133 miliar. Kenaikan hanya terjadi pada jasa medis dari sebelumnya Rp181 miliar menjadi Rp257 miliar atau tumbuh 41,88%.

Lalu pada rawat jalan, terjadi kenaikan dari Rp512 miliar menjadi Rp646 miliar rupiah. Diikuti oleh layanan poliklinik dari Rp195 miliar menjadi Rp233 dan jasa medis Rp56 miliar serta administrasi dan lainnya Rp33 miliar.  

Penurunan ada pada layanan penunjang medis dan diagnostik yang menyusut 15,42% dari semula Rp484 miliar menjadi Rp409 miliar rupiah, layanan instalasi gawat darurat dari Rp25 miliar menjadi Rp18 miliar.

Sementara itu, pada beban usaha kuartal III, terkoreksi cukup dalam dari Rp1,04 triliun menjadi Rp898 miliar, namun kenaikan terjadi pada penghasilan lain-lain neto yang semula Rp46 miliar menjadi Rp98 miliar atau terkerek 114%. Namun, hal itu tak mampu menyokong laba usaha perusahaaan yang amblas dari Rp1,41 triliun menjadi Rp487 miliar.

Pada sisi ekuitas, terdapat kenaikan yang sangat tipis dari Rp4,38 triliun menjadi Rp4,56 triliun. Tapi, berbanding terbalik dengan total aset perusahan yang menyusut 0,58% dari Rp7,58 triliun menjadi Rp7,54 trilun. Disusul oleh liabilitas yang merosot dari Rp3,19 triliun menjadi Rp2,97 triliun.